Nationalgeographic.co.id—Apa yang membuat Romawi menjadi salah satu kekaisaran terhebat di masanya? Taktik militer? Kepemimpinan yang kuat? Senjata canggih? Mungkin kuncinya adalah perpaduan semua itu. Namun jika Anda bertanya pada orang Romawi, mereka akan memberi penghargaan kepada para dewa-dewi. Dalam dunia nyata, salah satu dewi diwakili oleh Perawan Vesta. Mereka adalah pendeta wanita yang menjaga api abadi untuk menghormati dan mendapatkan rahmat dari dewi Vesta. Dituntut untuk menjaga kesucian, Perawan Vesta memiliki kehidupan yang glamor.
Siapa Vesta?
Vesta adalah dewi perapian dan memiliki tempat yang menonjol baik dalam rumah tangga dan ibadah kekaisaran.
Kuil yang terletak di ujung timur Forum merupakan kuil yang dipersembahkan untuk dewi ini. Di kuil ini, terdapat perapian umum di mana api terus menyala sepanjang tahun. Bagi orang Romawi, membiarkan api padam sama dengan menggelar karpet merah untuk menyambut kiamat.
Api padam akan membuat sang dewi marah dan kota Roma berada dalam keadaan bahaya kehilangan perlindungannya.
Jadi, mereka membutuhkan seseorang yang bertugas menjaga api. Nasib seluruh kota berada di tangan mereka yang menjaga api tetap menyala. Para wanita ini dikenal juga dengan sebutan Perawan Vesta.
Kehidupan sehari-hari seorang Perawan Vesta
Para Perawan Vesta merupakan bagian integral dari pemujaan Vesta dan diperlakukan dengan bermartabat dan hormat.
Bahkan, bisa dibilang mereka memiliki status seperti selebritas. Mereka tinggal di Atrium Vestiae, rumah para Perawan Vesta di kaki Bukit Palatine. Bangunan ini terdiri dari lima puluh ruangan mewah dan memiliki tiga lantai.
Dilengkapi dengan lantai berpemanas dan saluran air dalam ruangan, mereka menikmati halaman mewah dan dua kolam renang.
“Perawan Vesta adalah wanita paling penting di Roma, selain istri kaisar,” ungkap Nicol Valentin di laman Medium. Karena memiliki pekerjaan yang sangat penting, mereka dibebaskan dari urusan rumah tangga seperti memasak dan mencuci. Tentu saja tugas-tugas kasar itu dikerjakan oleh para budak.
Source | : | Medium |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR