"Kami pikir ukurannya yang kecil mungkin berperan dalam cara mereka berspesiasi."
"Karena hewan kecil umumnya kurang mampu berpindah dari satu area ke area lain, dan lebih mungkin terisolasi oleh penghalang seperti sungai yang muncul di antara populasi."
Menurut peneliti, ini bisa menjelaskan mengapa mereka melihat pola seperti ini pada katak kecil, bunglon, dan sekarang juga tokek yang kami pelajari di Madagaskar.
Spesies yang baru diidentifikasi adalah Lygodactylus tantsaha, Lygodactylus salvi, Lygodactylus roellae, Lygodactylus hapei, Lygodactylus winki, Lygodactylus ulli, Lygodactylus fritzi, dan Lygodactylus hodikazo.
"Ini adalah penemuan yang luar biasa," kata Profesor Miguel Vences, seorang peneliti di Technische Universität Braunschweig.
"Di Montagne d'Ambre di utara Madagaskar kami pikir kami hanya mengumpulkan satu spesies, tetapi sekarang kami menemukan ada empat."
Baca Juga: Dunia Hewan: Memahami Hydra, dari Penyembuhan Luka Hingga Regenerasi
Baca Juga: Dunia Hewan: Selain Warna, Lebah Gunakan Pola untuk Menemukan Bunga
Baca Juga: Dunia Hewan: Inilah Hewan yang Menghasilkan Wol Termahal di Dunia
Ia mengatakan, empat spesies yang berbeda dan berkerabat dekat yang hampir tidak dapat dibedakan dengan kita, muncul bersama di tempat yang sama. "Tampaknya tanpa kawin silang -ini luar biasa, bahkan untuk Madagaskar," katanya.
"Hasil ini menyoroti betapa pentingnya kami terus mengumpulkan sampel di seluruh Madagaskar, bahkan spesies yang kami pikir kami pahami. Masih banyak lagi yang bisa ditemukan," tambah Frank Glaw, kurator herpetologi di Zoologische Staatssammlung München.
Lima spesies yang kita ketahui, kata peneliti, sebelumnya sebagian besar dianggap tidak terancam. "Tetapi delapan spesies baru semuanya mungkin terancam punah atau hampir punah," kata Fanomezana Ratsoavina, seorang peneliti di University of Antananarivo.
"Ini menunjukkan betapa pentingnya untuk terus bekerja menemukan, mendeskripsikan, dan menilai status konservasi satwa liar Madagaskar."
Source | : | Zootaxa,Sci-News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR