Gara-gara Film 'The Interview' yang Sindir Korea Utara, Sony Diretas

FBI menemukan bahwa beberapa alamat protokol terkait infrastruktur Korea Utara terdeteksi dalam aktivitas siber berbahaya. Kemudian, mereka mengklarifikasi bahwa sumber alamat protokol itu dikaitkan dengan bisnis Korea Utara yang berlokasi di Shenyang, kawasan timur laut Tiongkok.

"Secara terpisah, alat yang digunakan dalam serangan SPE memiliki kesamaan dengan serangan siber pada Maret tahun lalu terhadap bank dan media Korea Selatan, yang dilakukan oleh Korea Utara," jelas FBI.

Melansir Wired, Lazarus Group adalah kelompok kriminal siber yang sebenarnya sudah mengancam AS sejak tahun 2009. Aktivitas mereka bermula pada serangkaian serangan DDoS yang tidak canggih pada 2009. Mereka menyerang sekitar tiga lusin situs jejaring AS dan Korea Selatan pada Juli.

Namun, beberapa ahli dan jurnalis, bahkan Seth Rogen sendiri, merasa skeptis terhadap serangan yang mengarah ke Sony Pictures. Mereka tidak yakin jika pemerintah Korea Utara terlibat langsung sebagai respons dari film The Interview.

Karena ini terkait dengan keamanan digital publik, Presiden Barrack Obama mengesahkan peraturan keamanan siber pada Januari 2015. Dalam pembaruan Undang-undang Organisasi yang Terkait Pemerkosa dan Korup, memungkinkan penegak hukum federal dan nasional untuk merespons kejahatan dunia maya lebih optimal, termasuk peretasan, untuk perlindungan privasi.

Pada 6 September 2018, Departemen Hukum AS menuntut warga Korea Utara Park Jin-hyok. Sampai saat ini ia masih menjadi daftar pencarian orang oleh FBI. Sementara pihak Korea Utara tidak menganggapnya sebagai warga negaranya.

Film The Interview mengisahkan pembawa acara Skylark Tonight Dave Skylark (dibintangi James Franco) dan produser acara Aaron Rapaport (Seth Rogen) mendapatkan panggilan dari pemerintah Korea Utara. Mereka diundang untuk mewawancarai Presiden Kim Jong Un (Randall Park). Mengetahui peluang itu, CIA memberikan misi pada keduanya untuk membunuh Kim Jong Un.

PROMOTED CONTENT