Nationalgeographic.co.id - 25 Desember 2014, Sony Pictures Entertainment (SPE) menjadi distributor film berjudul The Interview. Film bergaya komedi satir itu disutradarai oleh Evan Goldberg dan komedian Seth Rogen. Ceritanya penuh dengan 'ejekan' dan sindiran terhadap kepemimpinan presiden Korea Utara Kim Jong Un, bahkan mengisahkan rencana pembunuhan terhadapnya.
Awalnya, film tersebut akan rilis pada Oktober 2014. Akan tetapi, setelah hasil suntingan film sudah selesai, Sony memutuskan untuk mengundur waktu penayangan. Pasalnya, mereka mendapatkan ancaman sejak trailernya rilis dari pemerintah Korea Utara. Beberapa adegan yang dinilai menyinggung Korea Utara pun terpaksa dihapus oleh Sony.
Perusahaan studi perfilman itu kemudian mengubah jadwal tayang The Interview. Namun, menjelang peluncuran pada 24 November 2014, tiba-tiba para Sony Pictures mendapat serangan siber oleh kelompok peretas yang menyebut dirinya sebagai Guardians of Peace.
Nama lain dari kelompok ini adalah Lazarus Group. Mereka membocorkan rilis data rahasia Sony Pictures, termasuk informasi pribadi karyawan dan keluarga mereka, surel, informasi tentang gaji, hingga salinan dan naskah film yang belum dirilis. Mereka juga menghapus infrastruktur komputer Sony Pictures dengan malware Shamoon.
Kelompok itu menuntut agar Sony Pictures menarik film The Interview. Jika permintaan tidak dipenuhi, akan ada serangan teroris di bioskop yang memutar film tersebut. Ancaman ini dipandang serius oleh pihak keamanan Amerika Serikat. Banyak dari teater utama di AS memilih untuk tidak menayangkannya.
Melansir Entertainment Weekly, pada 17 Desember 2014, beberapa petinggi AS yakin bahwa pemerintah Korea Utara adalah dalang dari peretasan tersebut. Gedung Putih merespon masalah ini dengan serius karena dinilai sebagai "gangguan kemanan nasional yang serius".
Baca Juga: Seorang Bocah Retas 12 Situs Web di Dunia dari Laptop di Tempat Tidurnya
Baca Juga: Gim Ini Akan Dibuat dengan Mengkloning Dunia Nyata Sebagai Metaverse
Baca Juga: Film Titanic Versi Nazi Jerman: Berisi Propaganda Melawan Inggris
Baca Juga: Algoritma Internet Kita Ternyata Punya Bias dalam Kesetaraan Gender
FBI, lewat rilis tanggal 19 Desember 2014, menyebutkan beberapa fakta dari serangan siber. Mereka menulis, "... serangan ini mengungkapkan tautan ke malware lain yang diketahui FBI sebelumnya dikembangkan oleh Korea Utara. Misalnya, ada kesamaan dalam baris kode tertentu, algoritma enskripsi, metode penghapusan data, dan jaringan yang disusupi."
Source | : | Wired,Entertainment Weekly,The New York Times,fbi.gov |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR