Nationalgeographic.co.id - Para ahli paleontolog mengonfirmasi penemuan fosil spesies baru plesiosaurus yang hidup sekitar 70 juta tahun lalu. Plesiosaurus yang diberi nama Serpentisuchops pfisterae memiliki leher yang panjang dan rahang yang besar dan memanjang mirip buaya.
Penemuan ini telah mereka laporkan di iScience belum lama ini yang merupakan jurnal akses terbuka. Publikasi tersebut bisa didapatkan dengan judul "A long-snouted and long-necked polycotylid plesiosaur from the Late Cretaceous of North America."
Dijelaskan, Serpentisuchops pfisterae hidup sekitar 70 juta tahun yang lalu pada zaman Maastrichtian pada periode Kapur atau Cretaceous. Periode ini adalah salah satu periode pada skala waktu geologi yang bermula pada akhir periode Jura dan berlangsung hingga awal Paleosen, sekitar 145 hingga 65 juta tahun yang lalu
Reptil laut ini memiliki panjang lebih dari 7 meter atau sekitar 23 kaki. Ia memiliki leher ular yang panjang dan rahang yang panjang seperti buaya. Itu membuatnya menjadievolusioner yang eksentrik dan kejutan bagi para ilmuwan.
"Sebagai perbandingan, lehermu sendiri hanya memiliki tujuh tulang belakang. Serpentisuchops pfisterae memiliki 32 tulang belakang," kata Profesor Scott Persons, ahli paleontologi dari Mace Brown Museum of Natural History di College of Charleston dan Museum Paleon Glenrock.
Serpentisuchops pfisterae adalah anggota Polycotylidae, keluarga turunan plesiosaurus dengan distribusi kosmopolitan di seluruh lautan pada periode Kapur.
Sisa-sisa fosilnya ditemukan dari Pierre Shale di Wyoming, Amerika Serikat. Selama kehidupan Serpentisuchops pfisterae, laut dangkal menutupi sebagian besar interior Amerika Utara.
Pada masa itu, banyak reptil laut lainnya berenang di perairan tersebut. Selain plesiosaurus lain, baik dari varietas berleher panjang maupun pendek, ada beberapa jenis mosasaurus.
"Kelimpahan kehidupan laut lain yang bersaing mungkin menjadi hal yang menyebabkan rencana tubuh plesiosaurus baru yang tidak konvensional," kata Profesor Persons.
"Ini disebut partisi ceruk ekologis. Untuk menghindari persaingan langsung satu sama lain, spesies memiliki kecenderungan untuk mengembangkan adaptasi yang memungkinkan mereka mengakses atau berspesialisasi dalam sumber makanan tertentu, atau sumber daya lain, yang sulit dimanfaatkan oleh spesies lain."
Baca Juga: Dinosaurus Tanystropheus Gunakan Leher Panjang Untuk Bertahan Hidup
Baca Juga: Penemuan Tak Sengaja Fosil Dinosaurus Terbesar Eropa di Halaman Rumah
Source | : | Sci News,IScience |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR