Menangkap dan mengangkut hewan hidup dari negeri yang jauh adalah bisnis yang menguntungkan di provinsi Romawi. Beberapa teks kuno menjelaskan metode yang digunakan oleh pemasok binatang buas.
Baca Juga: Eksekusi Gajah, Metode Hukuman Mati Era Kuno yang Mengerikan
Baca Juga: Nestapa Hewan-Hewan Buas Jadi Komoditas Tontonan Publik Romawi
Plinius menceritakan bagaimana para pemburu Afrika menangkap gajah hidup, yang digunakan dalam venationes. Orang-orang yang menunggang kuda akan mengejar gajah-gajah itu ke dalam lubang. Di sana, hewan-hewan itu akan dibiarkan tanpa makanan atau air sampai mereka cukup kehabisan tenaga. Setelah kehabisan tenaga, gajah diangkut tanpa terlalu banyak kesulitan.
Dalam bukunya tentang berburu, penulis abad ke-2 Oppian menjelaskan bagaimana beruang hidup ditangkap di wilayah Armenia. Setelah mengidentifikasi sarang beruang dengan bantuan anjing, pemburu akan mengusir hewan-hewan itu dengan suara terompet dan simbal yang hiruk-pikuk.
Begitu beruang itu keluar di tempat terbuka dan bingung, pemburu mengejarnya ke jaring tersembunyi yang disiapkan sebelumnya. Ini berbahaya sebab beruang akan mengamuk dengan rahang dan cakar yang mengerikan.
Anggota terkuat dari tim pemburu akan beraksi untuk menahan beruang dengan mengikat anggota tubuhnya ke papan kayu. Pada titik ini, beruang yang cacat dan kelelahan dimasukkan ke dalam kandang kayu untuk diangkut.
Oppian juga berbagi dua cara berbeda untuk menjebak singa. Di wilayah Libya, para pemburu menggunakan metode yang mirip dengan perburuan gajah. Begitu seekor singa terperangkap di dalam lubang, para pemburu akan menurunkan kandang yang berisi daging.
Singa akan melompat dengan sukarela, sangkar akan ditutup dan diangkat keluar dari lubang. “Singa yang terperangkap akan dikirim,” tulis Oppian.
Kecintaan orang Romawi akan binatang buas pun dituangkan dalam beragam mosaik. Contoh paling spektakuler berasal dari abad ke-4 Masehi di Villa Romana del Casale di Piazza Armerina, Sisilia. Mosaik Big Game Hunt membentang di hampir seluruh panjang vila, mendominasi area umum rumah mewah itu.
Tampaknya kesukaan manusia akan hewan liar nan eksotis tidak berhenti di zaman Romawi. Kebiasaan ini terus berlanjut hingga kini dan tidak jarang menyebabkan kepunahan beberapa jenis hewan.
Source | : | The Atlantic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR