Pada awal Abad Pertengahan, para alkemis dan filsuf mulai menyusun resep untuk membuat homunculus. Satu resep, dijelaskan dalam teks yang disebut Kitab Sapi, menceritakan tentang proses rumit di mana hewan betina, baik sapi atau domba betina, harus diinseminasi buatan dengan campuran air mani dan sejenis mineral berpendar dan kemudian dipenggal ketika homunculus yang akan segera lahir. Setelah homunculus lahir, itu akan diberi makan darah. Resep lain membutuhkan monyet betina atau kuda betina sebagai gantinya.
Homunculus diyakini memiliki kekuatan supranatural seperti kemampuan untuk mengontrol gerakan dan memungkinkan manusia untuk mengubah diri menjadi domba dan sapi. Cairan dari tubuh homunculus diyakini memberi pembuat homunculus kemampuan berjalan di atas air di antara kemampuan supernatural lainnya.
Sperma dan Daging Membusuk = Makhluk Humanoid
Salah satu resep, yang diusulkan oleh alkemis abad ke-15 Paracelsus, menginstruksikan sang alkemis untuk membuahi kuda secara artifisial dan membiarkan air mani membusuk di dalam rahim. Dia juga percaya bahwa homunculus dapat dibuat hanya dengan memasukkan sperma ke dalam wadah tertutup yang berisi bahan seperti daging busuk atau bahkan pupuk kandang.
Manusia Buatan
Bagian dari ide menciptakan homunculus adalah menciptakan manusia buatan yang membuatnya sebanding dengan kisah Yahudi tentang golem yang dapat dibuat dari debu oleh seorang rabi yang sangat saleh. Ada penentangan oleh beberapa pemimpin di gereja terhadap pembuatan homunculi karena dianggap mempermainkan Tuhan dan karena dianggap salah menciptakan makhluk cerdas seperti manusia hanya untuk menjadi pelayan.
Dengan cara ini, narasi homunculus mencerminkan perdebatan modern tentang rekayasa genetika dan sibernetika. Para alkemis modern berusaha membuat homunculi dari modifikasi genetik dan sibernetika. Banyak keberatan terhadap perusahaan modern ini adalah keberatan yang sangat mirip dengan penciptaan homunculi, khususnya perdebatan tentang apakah homunculi dapat dianggap sebagai manusia seutuhnya.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR