Kabar duka datang dari dunia sepak Indonesia. Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang memakan korban meninggal dunia sebanyak lebih dari 125 orang. Saat kejadian, gas air mata ditembakkan oleh aparat untuk meredam massa agar situasi kondusif. Namun penggunaan gas air mata ini sebenarnya menyalahi aturan FIFA. Selain menyalahi aturan, paparan gas air mata menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan manusia.
Penggunaan gas air mata menjadi semakin umum selama beberapa dekade terakhir. Lembaga penegak hukum di beberapa negara menggunakannya untuk mengendalikan kerusuhan dan membubarkan massa.
Masih ada perdebatan seputar penggunaan gas air mata dan efeknya pada kesehatan. Penelitian tahun 2013 menemukan bahwa komplikasi kesehatan yang signifikan secara klinis dari gas air mata jarang terjadi. Namun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menilai keamanannya dengan lebih baik.
Apa itu gas air mata?
Gas air mata adalah kumpulan bahan kimia yang menyebabkan iritasi kulit, pernapasan, dan mata. “Terlepas dari sebutannya, gas air mata bukanlah gas,” tutur Kevin Martinez, M.D di laman Healthline. Ini adalah bubuk bertekanan yang menciptakan kabut saat digunakan.
Bentuk gas air mata yang paling umum digunakan adalah 2-chlorobenzalmalononitrile (gas CS). Ditemukan pertama kali oleh ilmuwan Amerika tahun 1928, Angkatan Darat Amerika Serikat mengadopsinya untuk mengendalikan kerusuhan tahun 1959.
Jenis gas air mata lainnya yang umum termasuk oleoresin capsicum (semprot merica), dibenzoxazepine (gas CR), dan chloroacetophenone (gas CN).
Gas air mata digunakan sebagai senjata kimia dalam Perang Dunia I. Namun, saat ini penggunaannya ilegal untuk digunakan pada masa perang. Pada tahun 1993, banyak negara di dunia berkumpul di Jenewa untuk menandatangani perjanjian internasional untuk mencegah perang kimia.
Pasal I (5) dari perjanjian tersebut menyatakan, “Setiap Negara Pihak berjanji untuk tidak menggunakan agen pengendalian huru hara sebagai metode peperangan.”
Hampir setiap negara menandatangani perjanjian itu kecuali empat negara anggota PBB (Korea Utara, Sudan Selatan, Mesir, dan Israel).
Apa efek gas air mata pada manusia?
Kontak dengan gas air mata menyebabkan iritasi pada sistem pernapasan, mata, dan kulit. Rasa sakit terjadi karena bahan kimia dalam gas air mata mengikat salah satu dari dua reseptor rasa sakit. Reseptor itu disebut TRPA1 dan TRPV1.
TRPA1 adalah reseptor rasa sakit yang sama dengan minyak dalam mustard, wasabi, dan lobak pedas. Minyak tersebut memberi rasa yang kuat pada mustard, wasabi, dan lobak pedas. Gas CS dan CR lebih dari 10.000 kali lebih kuat daripada minyak yang ditemukan dalam sayuran ini.
Tingkat keparahan gejala yang alami setelah terpapar gas air mata dapat bergantung pada:
Kebanyakan orang pulih dari paparan gas air mata tanpa gejala yang signifikan. Sebuah studi 10 tahun yang dilakukan di University of California San Francisco meneliti 4.544 kasus semprotan merica. Para peneliti menemukan 1 dari 15 kemungkinan mengembangkan gejala parah setelah terpapar.
Efek gas air mata pada penglihatan
Setelah terpapar, mata akan terasa terbakar, buta sementara, kelopak mata tertutup, hingga pandangan kabur. Paparan jangka panjang berisiko menyebabkan kerusakan mata, seperti kebutaan, pendarahan, kerusakan saraf, katarak, dan erosi kornea.
Menghirup gas air mata dapat menyebabkan iritasi pada hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Orang dengan kondisi pernapasan yang sudah ada sebelumnya memiliki risiko lebih tinggi mengalami gejala parah seperti gagal napas.
Anak-anak dan orang-orang dengan komplikasi pernapasan mungkin berada pada risiko tinggi terkena komplikasi ketika terkena gas air mata.
Efek gas air mata pada pernapasan dan gastrointestinal
“Setelah terpapar, gejala gangguan pernapasan dan gastrointestinal meliputi tersedak, rasa terbakar dan gatal di hidung serta tenggorokan,” ungkap Martinez. Mereka yang terkena gas air mata juga mengalami kesulitan bernapas, batuk, mengeluarkan air liur, dada sesak, diare, serta mual dan muntah.
Dalam kasus yang parah, paparan gas air mata konsentrasi tinggi atau di ruang tertutup dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kematian.
Efek gas air mata pada kulit dan gangguan kesehatan lainnya
Ketika gas air mata bersentuhan dengan kulit yang terbuka, dapat menyebabkan iritasi dan rasa sakit. “Iritasi dapat berlangsung selama berhari-hari dalam kasus yang parah,” Martinez menambahkan lagi. Seseorang yang terpapar bisa mengalami rasa gatal, kulit kemerahan dan melepuh, dermatitis alergi, serta luka bakar kimiawi.
Menurut Physicians for Human Rights, paparan gas air mata yang berkepanjangan atau berulang dapat menyebabkan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).
Baca Juga: Awal Mula Gas Air Mata: Senjata Kimia yang Dipakai Polisi kepada Massa
Baca Juga: Gas Air Mata: Dilarang dalam Perang, tapi Ditembakkan ke Warga Sipil?
Baca Juga: Dilarang Digunakan di Stadion, Gas Air Mata Bisa Sebabkan Kematian?
Baca Juga: Apa Dampaknya Bagi Tubuh Kita Bila Terkena Gas Air Mata? Berikut Penjelasannya
Paparan gas air mata dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung atau tekanan darah. Pada orang dengan kondisi jantung yang sudah ada sebelumnya, ini dapat menyebabkan serangan jantung atau kematian.
Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa paparan gas CS dapat meningkatkan risiko keguguran atau menyebabkan kelainan janin. Namun, tidak ada penelitian manusia yang cukup saat ini untuk mengetahui bagaimana gas CS memengaruhi perkembangan janin pada manusia.
Apakah ada obat penawar untuk mengatasi efek gas air mata?
“Tidak ada obat penawar untuk gas air mata, jadi pengobatan bergantung pada pengelolaan gejala individu,” ujar Martinez.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, seseorang harus segera menjauh dari sumber gas air mata setelah terpapar. Usahakan untuk mencari udara segar. Uap dari gas air mata mengendap di tanah, jadi sebaiknya mencari tempat yang tinggi jika memungkinkan.
Jika memungkinkan, lepaskan pakaian yang mungkin terkontaminasi. Segera mandi untuk menghilangkan uap dari kulit agar gejalanya tidak berlanjut. Untuk mengurangi gejala di mata, bilas mata dengan air bersih sampai gasnya benar-benar hilang.
Penelitian lebih lanjut soal dampak gas air mata pada kesehatan masih perlu dilakukan. Tapi sebaiknya gas air mata ini dihindari sebisa mungkin untuk mengurangi efek negatifnya bagi kesehatan jangka panjang.
Source | : | Healthline |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR