Orang lain yang menganggap N2O sebagai gas biosignature sering menyimpulkan bahwa akan sulit dideteksi dari jarak yang begitu jauh. Schwieterman menjelaskan bahwa kesimpulan ini didasarkan pada konsentrasi N2O di atmosfer bumi saat ini. Karena tidak banyak di planet ini, yang penuh dengan kehidupan, beberapa orang percaya itu juga akan sulit dideteksi di tempat lain.
"Kesimpulan ini tidak memperhitungkan periode dalam sejarah Bumi di mana kondisi laut memungkinkan pelepasan N2O secara biologis jauh lebih besar. Kondisi pada periode tersebut mungkin mencerminkan keberadaan planet ekstrasurya saat ini," jelas Schwieterman.
Schwieterman menambahkan bahwa bintang biasa seperti katai K dan M menghasilkan spektrum cahaya yang kurang efektif dalam memecah molekul N2O dibandingkan matahari kita. Kombinasi dua efek ini dapat sangat meningkatkan jumlah prediksi gas biosignature ini di dunia yang berpenghuni.
Tim peneliti percaya saat ini adalah waktu bagi astrobiolog untuk mempertimbangkan gas biosignature alternatif seperti N2O karena teleskop James Webb akan segera mengirimkan informasi tentang atmosfer planet berbatu seperti Bumi dalam sistem TRAPPIST-1.
"Kami ingin mengajukan ide ini untuk menunjukkan bahwa tidak menutup kemungkinan kita akan menemukan gas biosignature ini, jika kita mencarinya," pungkas Schwieterman.
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR