Baca Juga: Perban dan Nanah pada Mumi Anak Ungkap Praktik Pengobatan Mesir Kuno
Sejauh ini, relatif baru sedikit yang diketahui para ilmuwan tentang masa kanak-kanak aristokrat di akhir periode Renaisans. Jadi, sisa-sisa mumi balita ini memberikan wawasan penting tentang kehidupan di Eropa pada periode yang umumnya dikenal dengan kreativitas dan perkembangan intelektualnya yang kuat.
“Ini hanya satu kasus,” ujar Nerlich, “tetapi seperti yang kita ketahui bahwa tingkat kematian dini bayi pada umumnya sangat tinggi pada waktu itu, pengamatan kami mungkin memiliki dampak yang cukup besar dalam keseluruhan rekonstruksi kehidupan bayi bahkan di kelas-kelas sosial yang lebih tinggi.”
Untuk memahami lebih lanjut tentang periode ini, para peneliti menjelajahi catatan sejarah ruang bawah tanah dan keluarga pemilik ruang bawah tanah tersebut. Anehnya, anak itu dimakamkan di peti mati kayu sederhana, tanpa tanda, meskipun ia mengenakan mantel sutra yang mahal.
Peti mati yang tidak bertanda itu tampaknya agak terlalu kecil untuk tubuh anak itu sehingga tengkoraknya menjadi cacat. Mumi ini juga merupakan satu-satunya bayi yang terkubur di antara peti-peti mati logam dewasa yang dapat diidentifikasi di ruang bawah tanah tersebut.
Catatan sejarah renovasi di ruang bawah tanah mengonfirmasi hasil penanggalan radiokarbon pada mumi tersebut. Catatan sejarah itu menunjukkan bahwa anak itu kemungkinan dikuburkan sekitar tahun 1600 Masehi.
Ruang bawah tanah ini adalah milik Pangeran Starhemberg. Ruangan ini secara tradisional disimpan secara eksklusif untuk penguburan para ahli waris gelar mereka, dan istri-istri mereka. Para peneliti menduga mumi balita ini kemungkinan adalah Reichard Wilhelm, anak sulung sekaligus anak satu-satunya dari Pangeran Starhemberg. Reichard Wilhelm diperkirakan hidup antara tahun 1625 hingga 1626.
Source | : | Cosmos Magazine |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR