Kehadiran sawi liar, dengan rasa tajamnya yang khas, merupakan bumbu yang didokumentasikan dengan baik pada periode Aceramic (awal kehidupan desa di Asia barat daya, 8500 SM) dan kemudian situs Neolitik di wilayah tersebut. Tumbuhan seperti badam liar (pahit), terebinth (kaya tanin dan berminyak) dan buah liar (tajam, kadang asam, kadang kaya tanin) menyebar di sisa-sisa tumbuhan dari Asia barat daya dan Eropa selama periode Paleolitik akhir sekitar 40.000 -10.000 tahun yang lalu. Dimasukkannya mereka ke dalam hidangan berdasarkan rumput, umbi-umbian, daging, ikan, akan memberikan rasa khusus pada makanan yang sudah jadi. Jadi tumbuhan ini dimakan selama puluhan ribu tahun di wilayah yang terpisah ribuan mil. Hidangan ini mungkin merupakan asal mula praktik kuliner manusia.
Berdasarkan bukti dari tumbuh-tumbuhan yang ditemukan selama rentang waktu ini, tidak ada keraguan bahwa pola makan Neanderthal dan manusia modern awal mencakup beragam tumbuhan. Studi sebelumnya menemukan sisa makanan yang terperangkap dalam karang gigi pada gigi Neanderthal dari Eropa dan Asia barat daya yang menunjukkan bahwa mereka memasak dan memakan rumput dan umbi-umbian seperti jelai liar, dan tanaman obat. Sisa-sisa tanaman yang dikarbonisasi menunjukkan bahwa mereka mengumpulkan kacang-kacangan dan kacang pinus.
Baca Juga: Fakta Unik Neanderthal, Pandai Mengubur Jenazah Hingga Jadi Pemburu
Baca Juga: Perubahan Iklim Berperan untuk Manusia Purba Menentukan Tempat Tinggal
Residu tanaman yang ditemukan pada alat penggilingan atau penumbuk dari periode Paleolitik akhir Eropa menunjukkan bahwa manusia modern awal menghancurkan dan memanggang biji rumput liar. Residu dari situs Paleolitik Atas di stepa Pontic, di Eropa timur, menunjukkan orang-orang kuno menumbuk umbi sebelum memakannya. Bukti arkeologis dari Afrika Selatan sejak 100.000 tahun yang lalu menunjukkan bahwa Homo sapiens menggunakan benih rumput liar yang dihancurkan.
Sementara Neanderthal dan manusia modern awal memakan tumbuhan, hal ini tidak muncul secara konsisten dalam bukti isotop stabil dari kerangka, yang memberi tahu kita tentang sumber utama protein dalam makanan selama masa hidup seseorang.
Studi terbaru menunjukkan populasi Neanderthal di Eropa adalah karnivor tingkat atas. Studi menunjukkan Homo sapiens tampaknya memiliki keragaman yang lebih besar dalam pola makan mereka daripada Neanderthal, dengan proporsi tumbuhan yang lebih tinggi. Namun tim penulis studi yakin bukti tentang kompleksitas kuliner awal adalah awal dari banyak penemuan dari situs pemburu-pengumpul awal di wilayah tersebut.
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR