Semua yang dia bawa ke dalam pernikahan tetap menjadi milik pribadinya dan kemudian diwariskan sebagai warisan seorang ibu kepada anaknya.
Perceraian Terkadang Diperlukan
Menurut tradisi Viking, seorang wanita sepanjang hidupnya terus menjadi bagian dari keluarganya sendiri dan dengan demikian tidak pernah sepenuhnya menjadi bagian dari keluarga suaminya.
Jika seorang suami memperlakukan wanita atau anak-anaknya dengan buruk, terlalu malas untuk dapat menafkahi mereka, atau menyinggung keluarganya, dia dapat menceraikannya. Wanita Viking selalu memiliki hak untuk bercerai jika mereka menginginkannya.
Untuk melaksanakan perceraian, pihak perempuan hanya perlu memanggil beberapa orang yang bisa menjadi saksi. Awalnya mereka berkumpul di depan pintu rumah, lalu di ranjang pasangan itu, lalu, dia menyatakan dirinya bercerai dari suaminya. Jika seorang wanita meninggalkan suaminya tanpa alasan yang sah, suami diperbolehkan untuk menjaga harta miliknya.
Anak-Anak Dilindungi Hukum
Balita dan anak kecil secara otomatis tinggal bersama ibunya jika terjadi perceraian. Sebaliknya, anak-anak yang lebih tua biasanya dibagi antara orang tua menurut kekayaan dan status masing-masing keluarga Viking.
Dalam keluarga Viking, anak-anak dilindungi oleh hukum, yang memberi mereka hak untuk menerima warisan bahkan setelah orang tua mereka bercerai.
Tidak Semua Viking Kaya
Di perkebunan yang lebih kecil, pembagian kerja antara perempuan dan laki-laki tidak begitu jelas terlihat. Pasangan suami istri seperti itu tidak memiliki pembantu, oleh karena itu, semua anggota keluarga harus melakukan yang terbaik untuk kelangsungan hidup keluarganya, di iklim dingin negara-negara Nordik.
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR