Makalah yang diterbitkan di jurnal Ecosystems Services pada 19 Oktober, mengatakan bahwa manfaat non-materi alam bisa meliputi beberapa hal di antaranya rekreasi, inspirasi, kesehatan mental, dan kohesi sosial. Namun itu menunjukkan nilai-nilai moral yang lebih luas, seperti hak asasi manusia, keadilan lingkungan, hak alam dan warisan antargenerasi, juga memiliki peran besar dalam keberhasilan konservasi.
Studi ini merekomendasikan untuk memasukkan nilai-nilai moral terkait konservasi keanekaragaman hayati ke dalam kerangka penilaian untuk menciptakan lingkaran positif antara manfaat bagi manusia dan alam.
Para peneliti percaya bahwa pendekatan ini akan membantu pembuat kebijakan dan manajer memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa arti gajah bagi manusia, mengapa gajah itu sendiri penting, dan nilai serta kepentingan apa yang dipertaruhkan. Ini juga dapat diterapkan pada spesies dan ekosistem lain.
"Yang benar-benar dibutuhkan adalah perubahan pemikiran," tambah Antoinette van de Water. "Kebijakan konservasi sering kali didasarkan pada label harga. Sistem penilaian pluralis kami memberikan solusi yang tidak didasarkan pada keuntungan ekonomi atau status politik untuk segelintir orang, melainkan pada kebaikan bersama jangka panjang dan tujuan serta aspirasi masyarakat."
Source | : | Science Daily |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR