Nationalgeographic.co.id—Segel kuno berusia 3.000 tahun ditemukan saat karyawisata yang dipandu oleh IAA Educational Center di Tel Aviv. Segel tersebut merupakan scarab, jimat populer dan segel kesan dari Mesir Kuno.
Scarab merupakan sumber informasi penting bagi para arkeolog dan sejarawan dunia kuno. Mereka juga mewakili bentuk seni kuno yang signifikan.
Gilad Stern dari IAA Educational Center di Tel Aviv yang memimpin karyawisata itu mengatakan, karyawisata tersebut diikuti oleh siswa kelas delapan di Sekolah Menengah Rabin di kota yang sama tempat segel tersebut ditemukan.
“Kami sedang berjalan-jalan ketika saya melihat sesuatu yang tampak seperti mainan kecil di tanah,” kata Gilad Stern seperti dilansir Sci-News.
"Sebuah suara batin berkata kepada saya, 'Ambil dan balikkan.' Saya kagum. Itu adalah segel scarab, impian setiap arkeolog amatir. Para siswa sangat bersemangat," tambahnya.
Adegan yang digambarkan pada scarab, kumbang kotoran biasa, menunjukkan dua sosok, satu duduk dan yang lainnya dengan kepala memanjang. Simbol tersebut mungkin melambangkan mahkota firaun Mesir, yang mengangkat tangannya di atas sebuah sosok.
"Di bagian bawah, bagian datar dari segel scarab, sosok digambarkan duduk di kursi, dan di depannya adalah sosok berdiri yang lengannya diangkat di atas orang yang duduk. Sosok berdiri memiliki kepala memanjang, melambangkan mahkota firaun Mesir," kata arkeolog.
Menurut arkeolog, segel tersebut mungkin menggambarkan firaun kuno yang memberikan otoritas pada orang Kanaan setempat.
Seperti diketahui, Kanaan adalah istilah kuno untuk wilayah yang meliputi Palestina, Lebanon, serta sebagian Yordania, Suriah, dan sebagian kecil Mesir timur laut.
Tanah Kanaan terbentang dari Lebanon hingga sungai Mesir di selatan, dan lembah sungai Yordan di timur. Sementara suku Kanaan adalah kelompok orang yang dahulu tinggal di tanah Kanaan pada tepi timur Laut Mediterania.
Orang Mesir kuno menganggap kumbang kecil, yang hidup di kotoran mamalia dan membuat pelet darinya yang digunakannya sebagai ruang berkembang biak untuk menyimpan keturunannya di masa depan, sebagai perwujudan penciptaan dan regenerasi, mirip dengan tindakan Tuhan.
Source | : | Sci News |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR