Hasil survei kedua menegaskan bahwa bahkan ketika mahasiswa Jepang menyadari bahwa seseorang yang dekat dengan mereka sedang membutuhkan, mereka cenderung ragu-ragu untuk menawarkan bantua, kecuali orang tersebut secara eksplisit meminta bantuan mereka.
Baca Juga: Mengenal Ohitorisama, Tren Melakukan Ragam Kegiatan Sendirian ala Orang Jepang
Baca Juga: Analisis DNA Kuno Mengungkap Asal Usul Tripartit Orang Jepang Modern
Baca Juga: Batu-Batu Monumen Tsunami Ratusan Tahun Selamatkan Banyak Orang Jepang
Sebaliknya, mahasiswa Amerika sering bersedia menawarkan bantuan ketika mereka mengetahui bahwa seseorang yang dekat dengan mereka membutuhkan, bahkan ketika mereka tidak dimintai bantuan.
Namun demikian, ketika permintaan bantuan sudah jelas, baik mahasiswa universitas di Jepang maupun Amerika sama-sama cenderung menawarkan bantuan.
Hasil ini menunjukkan bahwa perbedaan tanggapan budaya yang sesuai untuk orang yang membutuhkan bertanggung jawab atas perbedaan dalam penyediaan dukungan sosial yang tidak diminta versus diminta.
"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa alasan orang Jepang merasa ragu untuk membantu orang lain bukan karena mereka tidak simpatik, tetapi karena situasi ini -di mana permintaan bantuan tidak jelas menimbulkan keraguan," kata Profesor Hashimoto.
"Berdasarkan temuan ini, kami perlu mempertimbangkan cara untuk mendorong orang Jepang memberikan bantuan ketika mereka menyadari itu diperlukan."
Source | : | Frontiers in Psychology,Osaka Metropolitan University |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR