Angin dari Australia sedikit dan melewati lautan yang sempit di antara Australia dan Indonesia dan Malaysia. Inilah yang membuat Indonesia dan Malaysia mengalami musim kemarau pada bulan-bulan tersebut. Di Indonesia menyebut angin ini sebagai muson timur, atau angin monsun australia.
Monsun musim dingin (muson barat)
Monsun musim dingin atau muson barat membuat Indonesia dan Malaysia mengalami musim hujan yang terjadi sepanjang Oktober sampai April. Monsun ini bertiup dari timur laut yang terbentuk dari Mongolia sampai bagian barat laut Cina.
Pada anak benua India dan daratan utama Asia Tenggara, monsun ini tidak sekuat pada bulan-bulan sebelumnya. Sebab, angin monsun terbendung oleh Pegunungan Himalaya, mencegah sebagian besar angin dan kelembapan musim hujan mencapai pesisir selatan Asia. Angin ini membawa kekeringan pada India, Bangladesh, dan Myanmar.
Manfaat monsun
Anak benua India dan seluruh Asia Tenggara yang berada di lingkungan tropis bergantung pada monsun. Pada musim hujan, baik di bulan-bulan tertentu yang terjadinya berbeda semester, pertanian bergantung pada hujan tahunan ini.
Negara-negara tropis berbeda dengan kawasan lainnya yang memiliki pasokan air dari salju. Pasokan air bawah tanah atau akuifer baru terisi ketika musim kemarau. Ketika musim kemarau atau panas tiba, padi yang menjadi makanan pokok negara-negara tropis bisa dipanen.
Sementara saat negara-negara ini mengalami musim hujan atau dingin, dampaknya bagus untuk peternakan, sapi misalnya yang produksi terbesar dunianya dari India. Pada musim hujan, sapi berperan untuk membuat sapi tetap sehat dan makan rumput yang lebih subur.
Kebutuhan musim hujan tidak hanya pada sektor pertanian, tetapi juga industri seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Air yang dikumpulkan selama musim hujan bisa memasok listrik untuk kebutuhan masyarakat seperti rumah sakit, sekolah, dan bisnis yang membantu ekonomi di negara-negara berkembang.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR