Nationalgeographic.co.id - Astronom Universitas Rice, Megan Reiter, dan rekan-rekannya "menyelam jauh" ke dalam salah satu gambar pertama dari Teleskop Antariksa James Webb NASA. Usahanya berhasil dengan penemuan tanda-tanda dari dua lusin bintang muda yang sebelumnya tak terlihat sekitar 7.500 tahun cahaya dari Bumi.
Temuan tersebut, telah dipublikasikan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society dengan judul “Deep diving off the ‘Cosmic Cliffs’: previously hidden outflows in NGC 3324 revealed by JWST.”
Dalam makalah ia menjelaskan gambaran sekilas tentang apa yang akan ditemukan para astronom dengan kamera inframerah-dekat Webb. Instrumen tersebut dirancang untuk mengintip melalui awan debu antarbintang yang sebelumnya menghalangi pandangan para astronom terhadap pembibitan bintang, terutama yang menghasilkan bintang yang mirip dengan matahari Bumi.
Reiter, asisten profesor fisika dan astronomi, bersama tim penulis dari Institut Teknologi California, Universitas Arizona, Universitas Queen Mary di London, dan Observatorium Kerajaan Inggris di Edinburgh, Skotlandia, menganalisis sebagian dari gambar pertama Webb. Gambar tersebut adalah sebuah pemandangan menakjubkan dari Tebing Kosmik (Cosmic Cliffs), wilayah pembentuk bintang di gugusan bintang yang dikenal sebagai NGC 3324.
"Apa yang diberikan Webb kepada kita adalah gambaran tentang waktu untuk melihat seberapa banyak pembentukan bintang yang terjadi di sudut alam semesta yang mungkin lebih khas yang belum pernah kita lihat sebelumnya," kata Reiter, yang memimpin penelitian tersebut.
Terletak di konstelasi selatan Carina, NGC 3324 menampung beberapa wilayah pembentukan bintang terkenal yang telah dipelajari para astronom selama beberapa dekade. Banyak detail dari wilayah tersebut telah dikaburkan oleh debu dalam gambar dari Teleskop Luar Angkasa Hubble dan observatorium lainnya. Kamera infra merah Webb dibangun untuk melihat melalui debu di daerah tersebut dan untuk mendeteksi semburan gas serta debu yang dimuntahkan dari kutub bintang yang sangat muda.
Reiter dan rekan memusatkan perhatian mereka pada sebagian dari NGC 3324 di mana hanya beberapa bintang muda yang sebelumnya telah ditemukan. Dengan menganalisis panjang gelombang inframerah tertentu 4,7 mikron, mereka menemukan dua lusin aliran hidrogen molekuler yang sebelumnya tidak diketahui dari bintang muda. Ukurannya bervariasi, tetapi banyak yang tampaknya berasal dari protobintang yang pada akhirnya akan menjadi bintang bermassa rendah seperti matahari Bumi.
"Temuan ini berbicara tentang seberapa bagus teleskop itu dan seberapa banyak yang terjadi bahkan di sudut-sudut sunyi alam semesta," tutur Reiter.
Baca Juga: Fenomena Gerhana Mendorong Orang Yunani Kuno untuk Pelajari Bintang
Baca Juga: Ilmuwan Warga Temukan 34 Bintang Gagal dari Data Teleskop Lama
Baca Juga: Teleskop James Webb Jika Hendak Mendeteksi Alien: Deteksi Metana!
Dalam 10.000 tahun pertama, bintang yang baru lahir mengumpulkan materi dari gas dan debu di sekitar mereka. Sebagian besar bintang muda mengeluarkan sebagian kecil dari materi itu kembali ke angkasa melalui pancaran yang mengalir ke arah berlawanan dari kutubnya. Debu dan gas menumpuk di depan jet, yang membersihkan jalur melalui awan nebular seperti bajak salju. Salah satu unsur penting untuk bayi bintang, molekul hidrogen, tersapu oleh jet ini dan terlihat dalam gambar inframerah Webb.
"Jet seperti ini adalah rambu-rambu untuk bagian paling menarik dari proses pembentukan bintang," kata rekan penulis studi, Nathan Smith dari University of Arizona. "Kami hanya melihat mereka selama jangka waktu singkat ketika protobintang secara aktif bertambah."
Periode akresi pembentukan bintang awal sangat sulit dipelajari oleh para astronom karena cepat berlalu. Biasanya hanya beberapa ribu tahun di bagian paling awal dari masa kanak-kanak jutaan tahun sebuah bintang.
Rekan penulis studi Jon Morse dari California Institute of Technology mengatakan jet seperti yang ditemukan dalam penelitian hanya terlihat ketika Anda memulai penyelaman yang dalam—membedah data dari masing-masing filter yang berbeda dan menganalisis setiap area saja.
"Ini seperti menemukan harta karun," kata Morse.
Reiter mengatakan ukuran teleskop Webb juga berperan dalam penemuan tersebut.
"Itu [teleskop Webb] hanya ember ringan yang besar," kata Reiter. "Yang memungkinkan kita melihat hal-hal yang lebih kecil yang mungkin terlewatkan dengan teleskop yang lebih kecil. Dan itu juga memberi kita resolusi sudut yang sangat bagus. Jadi kita mendapatkan tingkat ketajaman yang memungkinkan kita melihat fitur yang relatif kecil, bahkan di wilayah yang jauh."
Source | : | Sci-News |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR