Pada 30 September 1999, (35) dan dua orang temannya, Masato Shinohara (39), dan Yutaka Yokokawa (54), bekerja seperti biasa di sebuah pabrik uranium di Jepang.
Ketiganya sedang berada di dalam sebuah ruangan isolasi karena merupakan area paling rawan terkena paparan radiasi.
Namun, siapa sangka bahwa hari itu dirinya bakal terpapar radiasi terbesar yang pernah diterima manusia usai mencoba membantu salah seorang rekannya yang mengalami kecelakaan kerja.
Dia terpapar sekitar 20.000 unit radiasi, yang merupakan 20 kali lebih tinggi dari tingkat radiasi yang dianggap aman untuk manusia dalam jangka panjang.
Setelah terpapar radiasi, kulitnya mengalami luka bakar yang parah di seluruh tubuhnya. Luka bakar ini menyebabkan kulitnya menjadi kemerahan dan terkelupas, dan dia juga mengalami infeksi di beberapa bagian tubuhnya.
Akibat paparan radiasi tersebut juga membuat Ouchi mengalami luka bakar di sekitar mata dan mengalami infeksi pada mata. Dia kehilangan penglihatannya selama masa perawatan dan mengalami kebutaan permanen.
Ouchi kemudian disbeutkan mengalami kegagalan organ, serta mengalami berbagai hal lain yang tak kalah mengerikan. (Kromosom Hancur, Sel Darah Putih Nyaris Nol, dan Usus Meleleh)
Kondisi-kondisi ini juga yang kemudian membuat Ouchi kerap berteriak bahkan pernah menyatakan dirinya lebih baik mati dari pada terus tersiksa. (Tak Tahan dengan Efek Radiasi yang Diterima, Saya Bukan Kelinci Percobaan)
Pekerja lain, Masato Shinohara memang tidak diterpa radiasi sebesar Ouchi, sehingga dirinya masih sempat bertahan hidup lebih lama sebelum pada akhirnya mengembuskan nafas terakhir apda 10 April 2000. (Ikut Terpapar Radiasi, Masato Shinohara Harus Menderita karena Ini)
Sementara pekerja ketiga, Yutaka Yokokawa, berhasil selamat meski sempat dirawat di rumah sakit hingga Desember 1999.
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR