"Di sini, kebutuhan air per kapita tinggi, jumlah penduduk bertambah, sumber daya air sangat terbatas, dan hanya sedikit informasi tentang persediaan air tanah yang ada. Karena itu, diperkirakan akan ada kendala yang berat di masa depan," tulis para peneliti yang dipimpin Muhammad Muhitur Rahman dari Department of Civil and Environmental Engineering, King Faisal University.
Untuk memerangi perubahan iklim, pemerintah Arab Saudi sudah menginisiasi beberapa program, misalnya Saudi Green Initiative. Salah satu tujuan program ini adalah melindungi keanekaragaman hayatinya dari masalah penggurunan, yang tidak kalah mengancam. Program ini menyebutkan sudah menanam 10 juta pohon di seluruh Arab Saudi dalam enam bulan di tahun 2021, demi mengurangi karbon.
Baca Juga: Proyeksi Tahun 2100, Hampir 50 Persen Gletser akan Menghilang
Baca Juga: Sains Perubahan Iklim untuk Siswa Sekolah: Apa itu Angin Monsun?
Baca Juga: Al Naslaa: Formasi Batu Misterius yang Terbelah Sempurna di Arab Saudi
Baca Juga: Pemanasan Iklim Menciptakan Badai Tropis Atlantik yang Semakin Kuat
"Meskipun Kerajaan telah melakukan beberapa upaya untuk memerangi perubahan iklim, masih ada banyak peluang untuk menerapkan beberapa strategi terbaik untuk menjamin ketahanan pangan negara," tulis Rahman dan tim.
Namun berdasarkan pemantauan Google Earth dari tahun 1984 sampai 2020, belakangan bermunculan titik-titik hijau di gurun Arab Saudi. Melansir Wall Street Journal, titik-titik hijau yang kian menjamur adalah pertanian melingkar, seluas 54 kali lapangan sepak bola. Teknik pertanian seperti ini menjadi cara bertahan bagi Arab Saudi untuk menghadapi krisis pangan mereka, dan mengurangi ketergantungan impor.
Jadi, mungkin penghijauan alami yang terjadi di Arab Saudi bisa terjadi sebagai respons akibat perubahan iklim yang mengancam peradaban kita. Sementara penghijauan yang disengaja, justru adalah upaya yang dilakukan mereka untuk melawan perubahan iklim.
Source | : | Wall Street Journal |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR