Nationalgeographic.co.id—Harem, bahasa Arab ḥarīm, merupakan bagian dari rumah yang dikhususkan untuk wanita dalam keluarga. Kata ḥarīmī digunakan secara kolektif untuk menyebut perempuan itu sendiri. Di Asyur, Persia, dan Mesir pra-Islam, sebagian besar istana kerajaan memiliki harem. Harem terdiri dari istri dan selir penguasa, pelayan wanita, dan kasim. Tidak dapat dipungkiri jika keberadaan harem menarik minat barat. Selama 600 tahun, para penghuni harem di Kekaisaran Ottoman berperan penting. Penghuninya menghasilkan penerus kekaisaran. Namun seperti apa sebenarnya kehidupan di harem Kekaisaran Ottoman?
Peran penting haram di Kekaisaran Ottoman
Harem kekaisaran melakukan peran politik dan sosial yang penting. Penguasa sering memasukkan istri ke harem mereka sebagai sarana untuk memperkuat aliansi politik.
Ketika para istri berusaha untuk meraih kekuasaan, harem menjadi arena di mana faksi-faksi yang bersaing memperebutkan kekuasaan di istana. Tidak jarang para wanita itu berasal dari keluarga penguasa. Sehingga, intrik di dalam harem bisa menyebabkan kejatuhan dinasti.
Awal mula munculnya harem di Kekaisaran Ottoman
Pada tahun 1299 Masehi, Kesultanan Utsmaniyah atau Ottoman berdiri. Keberadaannya membawa banyak perubahan di wilayah tersebut, termasuk perpajakan, perubahan sosial, dan banyak indoktrinasi agama.
Antara 1299 dan 1923 Masehi, terdapat fenomena budaya yang dikenal sebagai "The Imperial Harem”. Harem menampung semua istri, pelayan, kerabat perempuan, dan selir sultan di istana.
Orang-orang yang dikebiri menjaga pintu masuk Harem
Harem dianggap sebagai tempat yang sangat intim dan pribadi. “Tidak ada orang di luar lingkaran dalam sultan yang dapat memasuki atau melihat isinya,” tambah Jeffers.
Maka, harem harus dijaga oleh mereka yang tidak melakukan aktivitas seksual sebagai laki-laki. Kasim, pria yang dikebiri menjadi orang yang sempurna untuk bertugas menjaga dan melindungi penghuni harem.
Mereka berfungsi sebagai media - secara fisik dan simbolis - antara dunia pria dan wanita. Mungkin terdengar ironis, namun kasim dianggap sebagai gender hibrida yang cocok untuk mengambil bagian sepenuhnya di kedua dunia.
Keindahan lingkungan harem
Lingkungan harem sangat indah. Pusat dunia penghuni harem adalah paviliun besar dengan halaman luas. Di sana, para wanita bisa mandi di kolam atau menatap taman. Lingkungan ini sangat damai dan tenang.
Halaman adalah tempat berkumpulnya para wanita untuk membaca bersama, berdoa, atau sekadar berbagi cerita. “Ini menawarkan pelarian yang sangat dibutuhkan dari ‘sangkar’ mereka,” tambah Jeffers. Harem terdiri dari apartemen pribadi untuk sultan dan lebih dari 400 kamar untuk tidur, hiburan, dan tempat tinggal.
Harem Kekaisaran biasanya menampung banyak wanita, termasuk istri resmi sultan, ibu, anak perempuan, kerabat perempuan, dan gadis pelayan. Putra sultan juga tinggal di harem sampai mereka berusia sekitar 12 tahun.
Para wanita harem disembunyikan dari dunia
Pintu masuk ke harem tersembunyi di tengah halaman yang rumit. Para wanita jarang meninggalkan harem.
Dunia luar menjadi sesuatu yang jauh dari jangkauan, meski mereka bisa menikmati pemandangan Laut Marmara sesekali.
Kasim mengawasi para wanita di harem. Tidak seorang pun diizinkan untuk melihat wanita-wanita itu kecuali diperiksa dengan cermat oleh pejabat senior. Para pejabat memastikan tidak ada urusan terlarang di antara para tamu dan penghuni harem.
Wanita yang tinggal di harem, jika pintar dan beruntung, juga bisa meraih otoritas, kehormatan, dan kekayaan istana kekaisaran.
Tidak semua wanita di harem adalah budak dan sekadar melayani sultan
Tidak semua wanita di harem sultan adalah budak. Di dalam harem, banyak istri-istri yang sangat senang tinggal dekat dengan semua gundik atau selir. Para wanita harem hanya harus menerima satu sama lain.
Terlepas dari fantasi dunia barat, tidak semua wanita harem diharapkan tidur dengan sultan. Faktanya, mereka semua menerima pendidikan yang setara dengan laki-laki. Sebagian penghuni harem sering dikawinkan dengan anggota istana, bangsawan luar, atau elit politik Kekaisaran Ottoman.
Mereka juga bisa tinggal di harem dan melayani keinginan valide sultan. Namun, ada juga tawanan perang yang cantik dan cerdas. Mereka dimasukkan ke dalam harem dan mendapat pendidikan.
Hubungan, baik seksual maupun lainnya, jauh lebih kompleks daripada sekadar "pelacur" sultan yang tersedia setiap saat sepanjang hari. Terlepas dari kekuasaan seorang sultan Ottoman, ada aturan mengenai penempatan masing-masing wanita.
Namun tentu saja, sultan biasanya selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Meski itu berarti mengubah aturan harem. Secara umum, siapa pun yang menarik minat sultan segera menemukan diri mereka di atas seprai sutranya.
Hirarki di harem
Kata odalisque - yang digunakan untuk menyebut banyak wanita di harem. Berasal dari bahasa Turki odalık yang berarti "pelayan kamar". Atau dikenal sebagai ikbal, para wanita ini adalah gundik sultan, namun mereka juga lebih dari sekadar penghangat tempat tidur. Odalisque hanya menawarkan sekilas tentang apa yang sebenarnya dilakukan wanita di harem.
Odalisque selalu menarik dalam beberapa hal dan biasanya memiliki bakat, baik dalam musik, menari, atau menyanyi. Mereka secara resmi disetujui oleh valide sultan (ibu sultan) dan istri pertama. Bahkan, setiap tamu laki-laki yang berkunjung dan menerima odalisque sebagai hadiah dari sultan pasti akan dihormati.
Para wanita di bawah odalisque disebut gedik dan diperhatikan oleh kekuatan kerajaan tetapi tidak ditiduri. Kecuali tentu saja sultan memutuskan untuk mengubahnya. Tapi, kebanyakan, para wanita ini dengan menggoda menyajikan baklava untuknya di malam hari.
Di bawah gedik adalah pelayan dasar. Mayoritas wanita kelas bawah ini secara teknis dapat dicap sebagai selir atau gundik.
Harem kekaisaran mendapatkan pendidikan
Tidak melulu menghibur sultan, wanita di harem juga mendapatkan pendidikan. Mereka diajari seni penyempurnaan dan cara membawa diri dengan percaya diri dan daya pikat.
Intinya, harem adalah sekolah untuk anak perempuan. Di sana mereka menerima pendidikan tentang bagaimana menyesuaikan diri di istana dan menemukan tempat mereka dalam tatanan.
Tentu saja, wanita harem Kekaisaran Ottoman terkenal sebagai yang paling cantik dalam sejarah. “Mereka berasal dari berbagai belahan dunia,” kata Jeffers lagi. Sebagian dibeli di pasar budak dari Rusia, Yunani, Turki, Ukraina, Iran, dan sebagian Eropa.
Para wanita muda ini belajar memainkan alat musik, membaca puisi, menari, dan menguasai seni erotisme.
Ketika usianya bertambah, mereka bahkan ditawari pendidikan sastra, geografi, sejarah, dan kaligrafi.
Di tahun-tahun terakhir Kekaisaran Ottoman, banyak wanita harem kekaisaran dapat berbicara dan menulis dalam bahasa Prancis. Mereka bahkan diizinkan membaca majalah mode asing untuk meniru apa yang sedang tren.
Harem memiliki “ratu lebah”
Harem dipandang sebagai dunia kecil di dalam dunia yang lebih besar tempat sang ibu berkuasa. Disebut valide sultan, ia adalah kerabat sultan yang terpenting dan berpengaruh secara politik dan sosial dalam banyak hal.
Dia memilih selir untuk putranya. Valide sultan adalah orang utama yang didatangi para wanita di harem ketika mereka membutuhkan sesuatu. Ini termasuk bila mereka ingin membuat aliansi atau menjalankan agenda pribadi mereka.
Bisa dibilang, valide sultan adalah ratu lebah yang bisa langsung menentukan nasib wanita harem. Ia bisa mengusirnya atau mempromosikan para wanita itu.
Jadi, memiliki valide sultan di pihaknya adalah hal yang penting. Karena tempat yang aman di harem kekaisaran dapat menjamin perlindungan, makanan, kenyamanan, dan bahkan status seorang wanita.
Baca Juga: Harem Kekaisaran Ottoman, Bukan Sekadar Wanita Cantik Belaka
Baca Juga: Kebiasaan Alexander Hare Mengoleksi Budak Perempuan yang Cantik
Baca Juga: Harem Kesultanan Utsmaniyah Hanya Mitos, Karangan Orientalis Barat?
Baca Juga: Harem Kesultanan Utsmaniyah Melayani dengan Lebih Dari Satu Cara
Baca Juga: Pesona Lada Aceh, dari Ottoman hingga Eropa Barat
Valide sultan dapat memantau berapa banyak istri tertentu dan anak-anak mereka melihat sultan. Juga bagaimana putra mereka diperkenalkan di istana. Namun, kematian sultan juga berarti kehancuran bagi valide sultan.
Setelah valide sultan, istri pertama sultan menjadi yang terpenting karena ia menghasilkan pewaris takhta.
Salah satu elemen harem yang paling menarik adalah kemisteriusannya. Apa yang terjadi di sana? Apa yang mereka lakukan sepanjang hari? Karena privasi yang ekstrem, tidak ada yang benar-benar tahu.
Di abad ke-18 dan ke-19, lukisan odalisque bermunculan di Eropa karena tema tersebut memikat banyak cendekiawan. Praktik Ottoman kuno menjadi cara untuk mengkritik konservatisme kehidupan Prancis.
Namun selain lukisan tentang harem, tidak ada sumber yang sah tentang kebenaran kehidupan harem. Banyak representasi imajinatif dalam dunia seni yang berupaya menerangi fantasi. Sehingga, sebagian besar lukisan yang menampilkan wanita harem berasal dari dunia barat.
Source | : | Ranker.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR