Eksekusi lengkap elang berdarah hanya bisa dilakukan pada mayat. Namun para arkeolog haru menemukan mayat yang memiliki bukti jelas bahwa hal ini pernah terjadi.
Mitos 6: Mereka tinggi dan berambut pirang
“Viking” kerap digambarkan sebagai seorang pria tegap, berambut pirang, dan bermata biru. Dengan kata lain, Chris Hemsworth dalam saga Thor.
Namun Lise Lock Harvig dari University of Copenhagen menyimpulkan studi DNA kerangka di makam abad pertengahan. Menurutnya, penampilan manusia di era itu merupakan perpaduan yang sehat antara pirang, berambut merah, dan berambut cokelat.
Masyarakat Viking tidak hanya keturunan Skandinavia. “Kami sudah berurusan dengan campuran budaya dan etnis,” kata Harvig. Seperti halnya warna rambut, iris mata juga beragam.
Baca Juga: Kehidupan Sosial Bangsa Viking, Perempuan Menikah Umur 12 Tahun
Baca Juga: DNA Kuno Mengungkapkan Imigrasi ke Skandinavia Selama Periode Viking
Baca Juga: Temuan Bros Berusia 1200 Tahun, Diduga Dari Makam Wanita Bangsa Viking
Baca Juga: Bluetooth Berasal dari Nama Raja Viking yang Mati Seribu Tahun Lalu
Bahkan gagasan tentang tinggi badan Viking yang tidak biasa hanyalah mitos, menurut McMahon. Rata-rata laki-laki dari wilayah utara itu tingginya sekitar 1,73 meter, sama dengan rata-rata pria Eropa.
Nutrisi mungkin menjadi salah satu faktornya; musim panas yang singkat dan musim dingin yang keras di Skandinavia berarti sumber makanan yang terbatas. Penjarahan bisa menjadi sarana untuk mendapatkan makanan. Reputasi mereka yang menjulang kemungkinan besar merupakan hasil dari nasionalisme yang muncul pada abad ke-19 dan ke-20, yang mempromosikan Viking sebagai arketipe Nordik dan Arya.
Bahkan gagasan bahwa Viking adalah laki-jarang mandi dan merawat diri tampaknya dibantah oleh bukti arkeologis. Kuburan dan situs-situs penggalian lainnya penuh dengan sisir, pinset, dan pisau cukur yang tergeletak di samping jenazah laki-laki dan perempuan. Mereka juga bisa menggunakan sabun dengan kandungan alkali tinggi untuk mencegah kutu, yang juga memiliki efek samping memutihkan rambut.
Tidak dapat dipungkiri jika banyak hal yang menciptakan pemahaman salah soal bangsa Viking. Seperti pemahaman teks kuno yang salah dan budaya pop.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR