“Viking” tidak mengacu pada orang melainkan aktivitas. Selama zaman Viking, sebagian besar penduduk Eropa utara terlibat dalam perikanan, pertanian, perdagangan, dan kerajinan tangan. “Untuk ‘pergi viking’ adalah sesuatu yang mungkin dilakukan seorang pria di masa mudanya untuk memperoleh kehormatan dan rampasan perang. Namun jarang ada pria yang mengambil bagian dalam serangan asing terus menerus sepanjang hidupnya,” tulis sarjana Universitas Oxford Brookes Brian McMahon dalam The Viking: Myth and Misconceptions.
Asal usul nama “viking” berasal dari kata Nordik Kuno biasanya berarti “bajak laut” atau “perampok”. Bagi McMahon, istilah tersebut mengacu pada mereka yang berpetualang ke luar negeri untuk menyerang dan menjarah.
‘Vik’ berarti ‘teluk’ atau ‘anak sungai’—seperti di Reykjavik di Islandia, tempat para emigran Skandinavia pertama kali menetap sekitar tahun 870.
Sejarawan Swedia Fritz Askeberg menawarkan pandangan lain. Kata kerja vikja berarti mematahkan, memutar, atau menyimpang. Dan Viking adalah orang-orang yang memisahkan diri dari norma-norma masyarakat yang khas. Mereka meninggalkan rumah menuju ke laut untuk mencari ketenaran dan rampasan.
Mitos 3: Viking memakai helm bertanduk
Beberapa mitos dapat dikaitkan dengan pengetahuan, termasuk helm bertanduk. Satu-satunya helm zaman Viking yang pernah ditemukan, helm Gjermundbu yang digali di Ringerike, Norwegia. Helm ini memiliki kemiripan dengan topeng Batman—tanpa telinga runcing. Juga, tidak ada tanduk, kata jelas Eleanor Rosamund Barraclough, profesor di Durham University.
Dalam representasi era Viking, prajurit tampil tanpa penutup kepala. Atau, mereka mengenakan helm sederhana yang mungkin terbuat dari besi atau kulit.
Meskipun beberapa karakter bertanduk muncul dalam seni Nordik, mereka biasanya mewakili dewa atau monster alih-alih prajurit fana, tulis McMahon.
Mitos helm bertanduk ini dipopulerkan oleh Carl Emil Doepler, perancang kostum untuk opera Ring of the Nibelung tahun 1876.
Di abad ke-19, pelukis Swedia Johan August Malmstrom juga menambahkan helm bertanduk dalam ilustrasinya untuk saga Nordik.
Doepler, Malmstrom, dan lainnya mungkin terinspirasi oleh penemuan kontemporer helm kuno bertanduk. Setelah diselidiki, helm tersebutbertanggal lebih awal dari zaman Viking. Mungkin para seniman terinspirasi oleh gema jauh dari sejarawan Yunani dan Romawi kuno. “Mereka menggambarkan orang Eropa utara mengenakan helm berhias tanduk,” kata Kościelny lagi.
Mitos 4: Mereka menggunakan tengkorak manusia sebagai gelas
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR