Nationalgeographic.co.id—Sejarah manusia tidak dimulai dengan kata-kata tertulis, tetapi dengan gambar. Jauh sebelum ada buku atau hard drive, peradaban kuno bekerja dengan jenis memori yang berbeda: mural.
Saat mengamati dinding kuil kuno, makam, gua, dan bahkan bangunan umum, esensi mural sebagai arsip hidup menjadi jelas. Dan tidak seorang pun akan salah mengira mural ini hanya sebagai hiasan. “Mural digunakan sebagai gudang mitologi, sejarah, identitas, pengetahuan, dan banyak hal lainnya,” tulis Ronn Sweeny di laman Ancient Origins.
Bahkan hingga saat ini, mural tetap menjadi alat yang ampuh untuk bercerita dan mengekspresikan diri. Seseorang mungkin terinspirasi oleh seni gua prasejarah atau pemandangan jalan modern. Apa pun yang mereka pilih, mereka dapat menerapkannya. Siapa pun dapat membuat rumah atau kamar mereka seekspresif yang mereka inginkan.
Hal baiknya adalah ada pedagang yang berurusan dengan mural dinding dan benar-benar dapat membuat desain yang mencakup semua gaya. Mulai dari simbolisme kuno hingga desain kontemporer.
Namun sekarang, mari kita lihat kembali ke masa-masa awal dan lihat untuk apa mural digunakan. Semakin kita menelitinya, semakin kita dapat mengungkap realitas kehidupan sebelum era modern.
Mural sebagai sarana pendidikan di zaman kuno
Banyak mural kuno digunakan untuk mengajarkan berbagai hal. Kita berbicara tentang nilai-nilai, kosmologi, hingga pengetahuan suci. Mural ini akan digunakan untuk mewariskan pengetahuan dari generasi ke generasi, sambil melestarikan makna aslinya.
Misalnya, para arkeolog menemukan sebuah gua di Patagonia Barat Laut, Argentina. Gua tersebut penuh dengan seni yang berfungsi untuk melestarikan pengetahuan budaya.
Sebagian besar seni di gua tersebut (Cueva Huenul 1) terdiri dari bentuk geometris, poligon, lingkaran, dan garis paralel. Semuanya digambar dengan warna merah. Menariknya, para peneliti percaya bahwa seni tersebut mungkin berasal dari 8.200 tahun yang lalu. Atau setidaknya 130 generasi manusia di masa lalu.
Lukisan thangka (meskipun dimulai kemudian, sekitar abad ke-11 dan ke-12) telah digunakan dalam tradisi Buddha Tibet. Lukisan-lukisan tersebut berfungsi sebagai alat bantu visual untuk meditasi, pengajaran, dan praktik ritual. Lukisan-lukisan ini dibuat di dinding biara dan menggambarkan kosmologi yang kompleks dan hierarki dewa. Para biksu menggunakannya sebagai bagian dari latihan keagamaan, menggunakan seni untuk menghafal teks-teks suci dan silsilah ilahi.
Mural menggambarkan peristiwa penting dan tokoh ikonik di zaman kuno
Dari peradaban kuno hingga gerakan masa kini, mural digunakan untuk menceritakan peristiwa penting secara visual. Mural membantu kita memahami seperti apa kehidupan di masa lalu. Pasanya, mural memberi kita gambaran sekilas tentang apa yang menyebabkan apa pun yang terjadi. Selain itu, gambar-gambar ini mengungkapkan asal-usulnya dan memberi tahu kita seperti apa sistem kepercayaan penciptanya.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR