Nationalgeographic.co.id—Bagi wanita India, kehilangan suami lebih dari sekadar menakutkan. Pasalnya, para janda India harus menjalani praktik yang tidak manusiawi.
Praktik-praktik ini tidak hanya mengubah mereka menjadi orang buangan sosial tetapi juga mempengaruhi gaya hidup mereka sehari-hari. Kehilangan pasangan adalah cobaan berat bagi siapa pun. Apa yang dibutuhkan siapapun selama ini dalam hidup mereka adalah dukungan dari orang-orang di sekitar mereka. Sebaliknya, para janda India terus-menerus diingatkan akan kehilangan mereka, secara langsung atau tidak langsung, selama sisa hidup mereka seolah memberi tahu bahwa tidak ada kesempatan bagi mereka untuk memiliki kehidupan yang normal. Berikut peraturan menjadi janda di India dikutip She The People.
1. Pantang memakai warna-warna cerah dan ornamen
Kebiasaan janda yang paling umum adalah mengenakan pakaian warna-warni, terutama warna dan ornamen cerah. Atas kematian pasangannya, seorang janda seringkali terpaksa melepas semua perhiasannya, terutama yang dianggap sebagai 'lambang perkawinan', seperti gelang, cincin jari kaki, dll. Selain itu, ia diberi sari putih yang harus di kenakan selama sisa hidupnya. Putih dianggap sebagai warna berkabung.
Saat ini di banyak bagian, wanita janda mungkin mengenakan warna pastel terang atau pakaian sederhana. Betapapun berdandan, memakai perhiasan atau rias wajah tidak disukai dan akan membuat para janda mendapat tatapan tidak setuju dari orang-orang di sekitar mereka.
2. Penolakan identitas
Tidak hanya fisik, saat menjanda, perempuan juga mengalami kekerasan psikis. Orang-orang di sekitar mereka terus-menerus mengingatkan mereka akan status janda dan status janda akhirnya menjadi bagian besar dari identitas seorang perempuan.
3. Ketidaktersentuhan dan Pengurungan
Beberapa janda yang tinggal di India Utara dikucilkan. Dalam rumah tangga religius, para janda dikurung di dalam kamar mereka. Beberapa wanita mengikuti kebiasaan ini selama beberapa bulan sementara yang lain melakukannya sepanjang hidup mereka. Saat berinteraksi dengan orang luar, mereka menutupi wajah mereka karena dianggap sebagai 'pertanda buruk'. Bahkan melihat atau menyentuh janda dipercaya membawa kesialan.
4. Menjauhi perayaan
Ini pula yang menjadi alasan mengapa janda/duda diminta menjauhi ritual pernikahan dan segala bentuk perayaan lainnya. Di India, banyak perayaan khusus perempuan menikah, seperti Haldi Kumkum yang diskriminatif terhadap perempuan janda dan belum menikah.
Baca Juga: Mari Menelisik Asal Usul Yoga, Berasal dari Budaya India Kuno
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR