Orang lain melihat tempat tinggal Zigu yang sederhana sebagai titik penghubung penting antara kematian dan kehidupan baru. "Kotoran menandakan kematian (dari hewan dan tumbuhan yang dimakan, serta pembusukan). Itu juga menandakan reinkarnasi (ketika tanaman tumbuh subur dengan bantuan materi busuk)," kata Liu Qin, seorang sarjana di Universitas Sichuan.
Banyak legenda memberikan contoh tentang Zigu yang secara langsung menggunakan kotoran untuk rencananya yang cerdik. Dalam Collection of a Useless Gourd, dewi toilet mengoleskan kotoran di belakang telinga kanan seorang pria. Ini memungkinkannya untuk memahami bahasa semut yang akan memberi informasi soal harta karun yang terkubur.
Liu Zongyuan dari Dinasti Tang menulis cerita fiksi tentang seorang gelandangan bernama Li Chi. Saat bepergian, Li yang sudah menikah menggoda seorang wanita lokal yang ternyata adalah hantu toilet. Teman Li menemukannya sedang memeluk tong jamban dan tersenyum menakutkan ke dalamnya. Meskipun sang teman berusaha menyelamatkannya, Li akhirnya mati dengan kepala di mangkuk.
Ahli sinologi Amerika William H. Nienhauser mengartikan kisah tersebut sebagai Zigu menghukum pria yang rentan terhadap rayuannya.
Kini, dewi toilet tampak seperti simbol budaya yang hilang dari zaman dulu. Di perkotaan Shanghai, orang-orang menghentikan tradisi ini pada tahun 1930-an. Sementara praktik tersebut berlangsung hingga tahun 60-an di daerah pedesaan sekitarnya.
Di Haiyan, kabupaten terdekat di provinsi Zhejiang, di mana Zigu disebut sebagai "Gadis Keranjang Pencucian", tradisi tersebut berakhir sekitar tahun 50-an. "Tetapi pemerintah setempat sekarang berusaha menghormatinya sebagai warisan budaya," Chu menambahkan lagi.
Source | : | The World of Chinese |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR