Dengan mempelajari pola kerusakan pada cangkang dan cakar, mereka mengesampingkan keterlibatan predator lain. Tidak ada tanda karnivora atau hewan pengerat, dan pola kerusakan tidak mencerminkan pemangsaan oleh burung.
Kepiting mengelak, tetapi Neanderthal bisa memanen kepiting coklat sebesar ini dari kolam air surut di musim panas.
Akumulasi kerang yang disebabkan oleh hominin diidentifikasi oleh keterkaitannya dengan peralatan batu dan fitur buatan hominin lainnya seperti perapian.
Modifikasi permukaan seperti luka bakar yang ditemukan pada sekitar 8% cangkang kepiting, dan bukti patah tulang yang disengaja.
Pola patahan pada kepiting di Gruta de Figueira Brava menunjukkan bahwa mereka telah dibuka untuk akses ke daging.
Harapannya juga bahwa individu yang lebih besar akan terwakili secara berlebihan, seperti di Gruta de Figueira Brava, mencerminkan hominin yang memilih hewan yang menawarkan lebih banyak daging.
Bukti juga menunjukkan bahwa Neanderthal tidak hanya memanen kepiting, mereka juga memanggangnya.
Baca Juga: Gambar Cadas Gua ini Dianggap Seni Tertua Karya Neanderthal
Baca Juga: Manusia Paling Awal Berenang 100.000 Tahun Lalu, Termasuk Neanderthal
Baca Juga: Selidik Gigi Lemur Madagaskar, Ternyata Polanya Mirip Neanderthal
Baca Juga: Menurut Ilmuwan Australia, Genom Orang Papua Dipengaruhi DNA Denisova
Source | : | Sci News,Frontiers in Environmental Archaeology |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR