Nationalgeographic.co.id—Dalam budaya Tionghoa, Anda akan menemukan lukisan, relief, atau patung naga. Selain sebagai simbol keberuntungan, arti penting naga dapat ditelusuri kembali di zaman Kekaisaran Tiongkok. Salah satunya adalah Kaisar Tiongkok yang dianggap sebagai keturunan naga. Naga bahkan memegang peranan penting dalam mitologi penciptaan Tiongkok kuno.
Naga dalam kisah penciptaan dunia dan penyatuan Tiongkok kuno
Setiap peradaban di Bumi memiliki kisah penciptaan. Dalam mitologi penciptaan Tiongkok kuno, naga memainkan peranan penting.
Ada banyak interpretasi berbeda dari kisah penciptaan Tiongkok. Menurut legenda, seekor naga membantu Pan Gu, pencipta segala sesuatu, pada tahap awal penciptaan dunia.
Dalam variasi lain pada tema penciptaan, seorang dewi bernama Nu Gua, yang memiliki tubuh seorang wanita dan berekor naga, membentuk manusia pertama dari lumpur.
Naga juga merupakan bagian sentral dari sejarah kesukuan Tiongkok. Dikatakan bahwa ketika "Kaisar Kuning" Huang Di mengalahkan suku lain, dia memasukkan totem hewan suku itu ke dalam lambangnya sendiri. Lambang Huang Di adalah ular. Tubuh ular bercampur dengan anggota tubuh dan ciri-ciri hewan lain, menciptakan naga. Jadi, naga juga melambangkan Tiongkok yang bersatu.
Kaisar Tiongkok dan naga
“Sementara semua orang Tionghoa dikatakan sebagai keturunan naga, kaisar dianggap sebagai inkarnasi manusia dari naga,” tulis Taylor Markarian di laman Reader’s Digest.
Secara historis, kaisar Tiongkok adalah satu-satunya orang dengan hak ilahi untuk mengenakan jubah naga. Itu adalah jubah kuning, biru, merah, dan biru muda dengan sembilan pola naga untuk acara-acara khusus dan hari raya.
Naga dianggap sebagai hewan yang paling suci. Maka, hanya kaisar yang diperbolehkan mengenakan jubah dewa.
Tidak hanya satu namun ada Sembilan naga penting dalam budaya Tionghoa
Tidak hanya ada satu naga yang penting dalam budaya Tionghoa. Faktanya, ada sembilan anak naga yang dapat ditemukan di seluruh seni dan arsitektur Tionghoa. Mereka adalah Bixi, Quiniu, Yazi, Chaofeng, Pulao, Chiwen, Bi'an, Suanni, dan Fuxi.
Dalam buku Chinese Symbolism & Art Motifs, C.A.S. Williams mencatat bahwa masing-masing dari sembilan naga mewakili karakteristik dan nilai yang berbeda. “Misalnya, satu naga mewakili air, sementara yang lain mewakili musik,” tambah Markarian. Penggunaan naga tertentu dalam arsitektur Tionghoa menunjukkan jenis energi atau tujuan suatu tempat.
Naga digambarkan dalam warna berbeda untuk tujuan simbolis yang berbeda. Naga kuning, misalnya, adalah lambang kebangsawanan. Sedangkan naga merah biasanya dipandang sebagai lambang keberuntungan dan kemakmuran.
Seni naga
Penggunaan naga dalam seni Tionghoa sudah ada sejak awal mula peradaban Tiongkok itu sendiri. Penggambaran makhluk ini dapat ditemukan di hampir semua media, mulai dari patung hingga lukisan.
Seperti disebutkan sebelumnya, naga dapat mewakili banyak sekali hal, tergantung bagaimana mereka digambar. Dalam jurnal The Bulletin of the Cleveland Museum of Art, J. Keith Wilson menjelaskan bahwa naga yang terbang menuju langit sering kali melambangkan “kejantanan yang kuat”.
Naga juga merupakan anggota kelima dari shio atau zodiak. Orang yang lahir di tahun naga dikatakan memiliki sifat-sifat naga yang dipuja, termasuk kecerdasan, kebanggaan, dan ambisi.
Makhluk ilahi yang maha benar
Dalam budaya barat, naga secara historis dipandang sebagai makhluk yang mengerikan. Misalnya, dalam puisi epik Inggris kuno Beowulf, naga adalah makhluk yang kejam dan rakus yang menimbun harta.
Namun, dalam budaya Tionghoa, naga tidak pernah dianggap sebagai musuh, menurut New World Encyclopedia. Sebaliknya, mereka disembah sebagai ilahi dan maha benar.
Naga Tionghoa juga memiliki banyak karakteristik terhormat. Selain keberuntungan dan kebangsawanan, naga dianggap sebagai makhluk maha kuasa yang menawarkan kebijaksanaan dan perlindungan kepada rakyatnya.
Karena arti pentingnya, setiap rumah juga memiliki simbol naga untuk memberikan perlindungan dan membawa keberuntungan.
Baca Juga: Kaisar Tiongkok Yu Menjinakkan Bencana Banjir Bandang Sungai Kuning
Baca Juga: Dayung Perahu Naga: Olahraga yang Bisa Ubah Fisik, Mental, dan Ekonomi
Baca Juga: Racikan Daun Teh Tertua Sedunia di Makam Zaman Kaisar Tiongkok
Baca Juga: Hilangnya Simbol Mandat dari Surga Milik Kaisar Tiongkok Qin Shi Huang
“Namun, bagaimana naga ditempatkan memengaruhi energi di dalam rumah,” tambah Markarian. Misalnya feng shui menentukan bahwa patung naga harus selalu diletakkan di belakang Anda di area kantor untuk mendukung Anda. Jika ditempatkan di depan, Anda akan bertentangan dengan naga (tidak baik).
Menempatkan totem naga di dekat sumber air juga dianggap membawa kekayaan dan keberuntungan.
Naga dalam berbagai perayaan
Tarian Naga biasanya hadir pada setiap perayaan Tahun Baru Imlek. Dibutuhkan sejumlah orang berbakat untuk membuat kostum naga besar itu bergerak dan menari dengan lancar. Naga merah adalah simbol terkuat untuk keberuntungan dan kemakmuran di Tiongkok. Oleh karena itu, naga merah digunakan untuk mengantarkan kabar baik di tahun baru.
Namun, naga tidak hanya bisa ditemukan dalam perayaan Tahun Baru Imlek saja. Mereka hadir di hampir semua jenis perayaan, termasuk festival Perahu Naga. Festival ini diselenggarakan pada hari kelima bulan kelima kalender lunar.
Dianggap sebagai makhluk ilahi yang melambangkan keberuntungan dan perlindungan, maka tidak heran jika naga banyak ditemukan dalam budaya Tionghoa.
Source | : | Reader's Digest |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR