Kelompok tersebut sangat kurang dipelajari dari Kryzhanovka (sekitar Odessa) dan daerah Tarkhankut (Krimea barat laut).
“Oleh karena itu, penemuan lokasi kaya vertebrata Pleistosen Awal di Gua Taurida di Krimea tengah pada tahun 2018 sangatlah penting," kata Zelenkov.
“Fauna Gua Taurida mencakup keragaman burung yang signifikan, yang saat ini sebenarnya merupakan satu-satunya sumber informasi tentang penampilan ekologis dan evolusioner avifauna wilayah Laut Hitam Utara di Calabria,” tambahnya.
Sebelumnya, lanjutnya, spesies burung unta raksasa, Pachystruthio dmanisensis, dideskripsikan dari Gua Taurida, beberapa spesies burung lain juga tercatat di wilayah ini.
Baca Juga: Paleontolog Menemukan Fosil Burung Laut dari Zaman Miosen di Portugal
Baca Juga: Ahli Paleontologi Menemukan Fosil Theropoda Pertama di Patagonia Chili
Baca Juga: Paleontolog Menemukan Fosil Nenek Moyang Burung Berparuh di Tiongkok
Baca Juga: Mengapa Hanya Burung Yang Tersisa dari Era Kepunahan Dinosaurus?
Selain Spatula praeclypeata, Zelenkov menemukan kerangka parsial fosil spesies shelduck batu yang sebelumnya dikenal, Tadorna petrina, di Gua Taurida.
“Ini adalah penemuan tertua dari garis keturunan ruddy shelduck di Eropa, yang menyoroti distribusi paleobiogeografis dan evolusi shelducks ini di Kenozoikum Akhir,” katanya.
“Tadorna petrina awalnya dideskripsikan pada tahun 1985 dari Pliosen Atas Transbaikalia dan secara morfologis dekat dengan ruddy shelduck modern (Tadorna ferruginea).”
“Dominasi bentang alam mirip savana terbuka menjadi ciri khas lingkungan Gua Taurida,” imbuhnya.
Pada saat yang sama, katanya lagi, sementara shoveler saat ini menghuni berbagai habitat di zona beriklim Eurasia, termasuk stepa, shelducks dalam kondisi alami adalah penghuni padang rumput dan situs stepa yang gersang secara eksklusif.
"Penampilan yang lebih tua dari asosiasi avifaunal yang tercatat di Eropa tenggara menunjukkan asal timurnya," katanya.
Source | : | Sci News,Paleontological Journal |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR