Kaisar Jing Di merupakan kaisar keenam dalam Dinasti Han. Ia berkuasa pada tahun 156-141 Sebelum Masehi. Dalam sejarah Tiongkok, Kaisar Jing Di menjadi penguasa yang memperkuat kekuasaan pusat dengan mengurangi hak-hak bangsawan.
Dia mengurangi pajak-pajak dan memperingan hukuman untuk perkara kriminal. Meskipun kepemimpinannya penuh intrik politik dan pengkhianatan, periode kekuasaannya dianggap sebagai salah satu masa-masa emas dalam sejarah Tiongkok.
Sejatinya makam Kaisar Jing Di ditemukan pada tahun 1990-an di Provinsi Shaanxi. Namun baru pada 2015, hasil analisis residu zat organik yang terkandung di dalam pemakaman menunjukkan kehadiran daun teh berkualitas tinggi. Sebelumnya, teh tak pernah ditemukan di makam mana pun di seluruh dunia.
Beberapa dari peninggalan lebih dari dua milenium ini terawetkan dengan sangat baik sehingga para peneliti dapat mengidentifikasi biji-bijian seperti jawawut dan beras.
Selain teh dan ragam serealia berbiji kecil, di kompleks permakaman itu juga ditemukan kereta tempur, senjata, dan miniatur tokoh tentara.
Baca Juga: Sejarah Panjang Perjalanan Tradisi Minum Teh: Dari Tiongkok ke Eropa
Baca Juga: Upaya Inggris Mematahkan Monopoli Teh oleh Kekaisaran Tiongkok
Baca Juga: Kisah Kaisar Tiongkok Yongle Membawa Kekaisaran ke Panggung Dunia
Baca Juga: Misteri Makam Kaisar Tiongkok Qin Shi Huang, Benarkah Penuh Merkuri?
“Penemuan ini menunjukkan bagaimana sains modern dapat mengungkapkan detail penting yang sebelumnya tidak diketahui tentang budaya Tiongkok kuno,” Dorian Fuller, Director of the International Center for Chinese Heritage and Archeology di London, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Ia menambahkan, “Identifikasi teh yang ditemukan di kompleks makam kaisar memberi kita gambaran langka tentang tradisi yang sangat kuno yang menjelaskan asal-usul salah satu minuman favorit dunia.”
Para peneliti mengidentifikasi sisa-sisa itu sebagai daun teh dengan memeriksa kristal kecil di permukaannya. Teh tersebut kemungkinan besar adalah teh yang sangat bagus yang terbuat dari pucuk teh muda yang belum dibuka. Daun teh itu berasal dari sekitar tahun 141 SM, ketika Kaisar Jing Di meninggal dan disegel di makamnya.
Penemuan menunjukkan bahwa Jing Di adalah peminum teh yang besar. Selain itu temuan ini juga menunjukkan bahwa teh telah diekspor ke Tibet di sepanjang rute perdagangan yang mungkin telah membantu merintis jalan menuju Jalur Sutra.
Penulis | : | National Geographic Indonesia |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR