Kaisar boneka dari dinasti yang mulai jatuh
Ketika Dong Zhuo menghadapi Liu Bian dan Liu Xie dalam kekacauan, semua orang ketakutan oleh pasukan besar Dong. Kaisar Liu Bian terlalu gugup untuk berbicara dengan jelas. Berbeda dengan sang kakak, Liu Xie yang berusia 8 tahun cukup berani, cerdas, dan bermartabat.
Yang terpenting, Liu Xie tidak memiliki ibu atau klan yang kuat untuk mendukungnya. Oleh karena itu, Dong Zhuo menghapus Liu Bian dan mendukung Liu Xie sebagai kaisar baru. Belakangan, Liu Bian dan seluruh klan ibunya dibunuh oleh Dong Zhuo.
Liu Xie diangkat menjadi Kaisar Xian. Sayangnya, kaisar muda itu menjadi ‘boneka’ Dong Zhuo yang sesungguhnya berkuasa.
Dong Zhuo dan tentaranya semuanya kejam dan serakah. Mereka membakar kota Luoyang yang makmur di Kekaisaran Han, merampok harta dan wanita dalam jumlah besar. Seakan masih belum cukup brutal. Dong memaksa Kaisar Xian dan seluruh keluarga kerajaan untuk pindah dari kota ini.
Segera, banyak panglima perang lainnya bersatu, mencoba untuk membunuh Dong Zhuo.
Wanita cantik dijadikan mata-mata
Wang Yun (137 — 192), seorang pejabat sipil yang setia kepada Kaisar Xian, melatih seorang mata-mata yang cantik. Ia menawarkannya kepada Dong Zhuo dan putra angkatnya yang kuat Lü Bu.
Jebakan manis itu bernama Diao Chan, salah satu dari empat wanita cantik dalam sejarah Tiongkok. Terpukau akan kecantikannya, kedua pria kuat itu menginginkan Diao Chan. Namun akhirnya Dong Zhoulah yang berhasil.
Di sisi lain, Wang Yung menghasut Lü Bu. Ia menjadi murka dan kemudian membunuh Dong Zhuo. Marah karena pemimpinnya dibunuh akibat hasutan, para pengikut Dong Zhuo terus menyerbu kota tempat tinggal Kaisar Xian.
Wang Yun berkorban untuk melindungi kaisar, Lü Bu kalah dalam pertempuran dan melarikan diri. Namun Kaisar Xian berhasil ditawan. Selama periode ini, sebagai kaisar boneka, dia masih menggunakan kekuatannya yang terbatas untuk meringankan penderitaan rakyat. Di tengah bencana alam, kaisar berhasil menyelamatkan banyak nyawa.
Beberapa bulan kemudian, dilindungi oleh beberapa jenderal yang setia, Kaisar Xian akhirnya kabur dari kota. Ketika mereka menderita kelaparan dan bahaya, mereka bertemu dengan seorang panglima perang Cao Cao (155-220).
Source | : | Britannica |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR