Menurut Huybers, impresionisme sering dikontraskan dengan realisme, tetapi hasil penelitian ini menyoroti bahwa karya impresionistik Turner dan Monet juga menangkap realitas tertentu, “secara khusus, tampaknya Turner dan Monet dengan realistis menunjukan bagaimana sinar matahari menembus asap dan awan.”
Baca Juga: Menyaksikan Sejarah Alam Gunung Merapi dari Pelukis ke Pelukis
Baca Juga: Erupsi Tambora Memerahkan Mentari, Pelukis Eropa Menjadi Saksinya
Baca Juga: Johanna, Wanita yang Membuat Pelukis Vincent van Gogh menjadi Pesohor
Baca Juga: Ragam Penggambaran Iblis oleh Pelukis dan Penyair dari Masa ke Masa
Gagasan bahwa maestro impresionisme ini hanya melukis apa yang mereka lihat menuai kritik. Seorang kritikus seni, Sebastian Smee, dalam Washington Post menegaskan agar tidak membingungkan antara pilihan kreatif dengan rangsangan eksternal.
Dirinya tidak menolak bahwa adanya hubungan antara polusi dan karya Impresionis, tetapi ia khawatir bahwa bila kita terlalu mempercayai penjelasan tunggal ini akan mengurangi variasi kreatif Monet dan Turner.
“Monet bukanlah mesin perekam. Dia adalah seorang pelukis yang lahir dari tradisi panjang,” tulis Smee.
Pada beberapa hal, Albrigth dan Huybers setuju. Mereka berpendapat bahwa polusi udara hanya menjelaskan sebuah bagian dari perbedaan kontras. Melalui Science News, Albrigth menyatakan, “Pelukis yang berbeda akan melukis dengan cara yang sama ketika lingkunganya serupa. Namun saya tidak ingin melangkah terlalu jauh dan berkata: oh kita dapat menjelaskan Impresionisme.”
Apakah kebenaran berada di sisi Albrigth atau Smee, atau bahkan di tengah-tengahnya? Satu hal yang pasti: Eropa sedang mengalami perubahan dahsyat selama Revolusi Industri abad ke-18 dan ke-19.
Turner dan Monet lahir di tengah perubahan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan mereka akan menyadari saat langit cerah berubah menjadi berkabut.
Kedepannya, para peneliti ingin mempelajari bagaimana polusi dan perubahan iklim memengaruhi karya seniman masa kini. Seperti yang dikatakan Huybers kepada Elaine Velie dari Hyperallergic. "Saya pikir sangat menarik untuk melihat bagaimana orang menggambarkan lingkungan mereka — dan bagaimana lingkungan memengaruhi apa yang kita pilih untuk diamati."
Source | : | Smithsonian |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR