Nationalgeographic.co.id—Lukisan J.M.W Turner “Apullia in Search of Appulus” (1814) menggambarkan sebuah lanskap dengan penuh detail. Seluruh objek seperti jembatan, pepohonan, dan orang-orang tergambarkan dengan sangat Jelas. Namun di sisi lain, lukisan “Rain, Steam, and Speed” (1844), menunjukan paras yang berbeda.
Barangkali dua lukisan di atas bukanlah suatu masalah bagi orang awam yang menyaksikannya. Berbeda dengan Anna Lea Albrigth, seorangi ilmuwan atmosfer yang berbasis di berbasis di École Normale Supérieure, Paris. Kontras pada kedua lukisan tersebut memicu pertanyaan baginya, “mungkinkah Impresionis menggambarkan polusi udara selama revolusi industri?”
Untuk menjawabnya, Albrigth melakukan sebuah penelitian bersama rekannya, Peter Huybers, seorang ilmuwan iklim dari Harvard. Penelitian tersebut diterbitkan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, pada bulan lalu.
Mereka melakukan analisis terhadap 60 lukisan karya Turner dan 38 karya Claude Monet. Lantas apa yang sebenarnya ingin mereka temukan?
“Kontras rendah dan rona putih adalah ciri khas gaya Impresionis. Itu juga merupakan ciri khas polusi udara, yang dapat memengaruhi tampilan pemandangan yang jauh dengan mata telanjang, ”tulis Bas den Hond dari Science News.
Menggunakan tolak ukur foto yang diambil di bawah kondisi udara yang bersih dan tercemar, para peneliti membuat metric for contrast (untuk mengukur tingkat perbedaan kecerahan pada gambar) yang akan diterapkan pada lukisan.
Kemudian mereka memeriksa data mereka terhadap perkiraan tingkat polusi di masa lampau. Dari analisis tersebut menunjukan bahwa tingkat polusi berkorelasi dengan pola yang lebih kabur dan palet warna yang lebih putih.
“Hasil ini menunjukkan bahwa lukisan Turner dan Monet menangkap elemen transformasi lingkungan atmosfer selama Revolusi Industri,” tulis para peneliti.
Teori-teori telah beredar dalam sejarah dunia seni untuk menjelaskan fenomena ini, salah satunya gagasan yang mengatakan bahwa memburuknya penglihatan Turner dan Monet seiring bertambahnya usia. Dus, Penjelasan baru ini menyuguhkan gagasan alternatif berbasis data.
Studi ini juga mengawali perbincangan tentang impresionisme itu sendiri, dan mungkinkah temuan ini akan mengubah pemahaman kita tentang aliran tersebut?
Source | : | Smithsonian |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR