Seniman seperti David Hockney dan David McLeod mulai mengeksplorasi alat digital untuk meniru bentuk seni konvensional.
Hockney dan Mcleod menggunakan perangkat lunak seperti ZBrush untuk membuat karya seni di komputer yang sangat mirip dengan lukisan konvensional. Lukisan digital, patung, dan bahkan acara TV mulai mendapatkan momentum.
Tentu, perkembangan yang paling menonjol di era 90-an adalah debut World Wide Web pada tahun 1991 yang menghubungkan dan mengubah seluruh dunia!
Tahun 2000-an adalah saksi atas saling terhubungnya beragam teknologi, komunitas, serta platform seni. Situs web seperti deviantART dan Behance, memungkinkan seniman untuk membagikan karya mereka, berkolaborasi, dan menerima umpan balik atas karya seni mereka.
Platform media sosial seperti Facebook dan Instagram juga memainkan peran penting dalam perkembangan seni digital dengan menyediakan cara bagi seniman untuk memamerkan dan mempromosikan karya mereka.
Perkembangan signifikan lainnya adalah munculnya seni video, suatu bentuk seni digital yang menggunakan gambar bergerak beserta suara untuk menciptakan sebuah karya seni.
Seniman seperti Bill Viola dan Nam June Paik telah mengeksplorasi kemungkinan seni video dan telah menggunakan teknologi digital untuk menciptakan karya yang unik dan kuat.
Perkembangan seni interaktif, yang memungkinkan penonton mendapatkan pengalaman mendalam pada sebuah karya seni, sebagian besar dapat dikaitkan dengan periode waktu ini. David Rokeby dan Golan Levin misalnya, telah menggunakan seni interaktif untuk menciptakan karya yang responsif terhadap tindakan penontonnya.
Pada abad ke-21, seni digital telah menjadi fenomena global, dengan banyak seniman menggunakan perangkat digital canggih untuk membuat berbagai bentuk seni, termasuk seni video, seni instalasi, dan seni interaktif.
Baca Juga: Dari Seni Tak Biasa Hingga NFT, Kenapa Harganya Mahal dan Bernilai?
Baca Juga: Gunakan NFT, ISI Yogyakarta Gelar Pameran Seni Kreatif Internasional
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR