Dengan itu mereka dapat memperkirakan emisi karbon monoksida dan karbon dioksida kebakaran mingguan global di wilayah boreal melalui atmosfer dan pendekatan sistem inversi.
Baca Juga: Metana dari Sapi Menyumbang Gas Rumah Kaca, Peneliti Temukan Solusinya
Baca Juga: Lautan Adalah Salah Satu Penyerap Karbon Dinamis Terbesar di Dunia
Baca Juga: Tanah yang Tercemar Polusi Udara Berkontribusi pada Perubahan Iklim
Baca Juga: Ekosistem Karbon Biru, Modal Alami untuk Kendalikan Perubahan Iklim
Ini mengungkapkan tren dua dekade perluasan kebakaran musim panas di hutan boreal sejak 2000 dan emisi tertinggi dari kebakaran hutan boreal pada 2021, bertepatan dengan gelombang panas yang parah, kekeringan, dan defisit air yang tinggi di wilayah boreal tahun itu.
“Analisis data kami menyiratkan hubungan antara kebakaran boreal yang luas dan pemicu iklim (terutama kenaikan suhu atau gelombang panas),” tulis mereka.
Mereka mencatat bahwa ekosistem boreal dapat menjadi daerah sumber dominan kebakaran intensif dan emisi karbon kebakaran di masa depan.
Mereka juga mengatakan bahwa pendekatan yang mereka kembangkan untuk memantau estimasi emisi kebakaran akan berguna dalam mengembangkan sistem yang lebih terintegrasi.
Sehingga mereka mampu memantau dan mengevaluasi anggaran karbon kebakaran global dan regional, fluks penggunaan lahan pasca kebakaran, dan dampak bersih emisi kebakaran terhadap karbon dioksida atmosfer.
Source | : | Science,AAAS (American Association for The Advancement of Science) |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR