Sementara, Mohamad Bijaksana Junerosano selaku CEO & Founder Waste4Change menerangkan, metode pendanaan iuran dari masyarakat sudah ditinggalkan di negara maju. Masyarakat diwajibkan untuk membayar pajak untuk pengelolaan sampah.
"Menangani masalah sampah perlu kolaborasi dan kontribusi dari semua pihak," kata Mohamad Bijaksana. "Stakeholder yang hadir di sini adalah bagian dari solusi untuk bekerja sama menangani sampah dari hulu ke hilir."
Baca Juga: Recycle for Good: Bawa Sampah untuk Didaur Ulang, Dapatkan Hadiahnya
Baca Juga: Revolusi Pascapandemi: Dunia Mode Pakaian Menjadi Ramah Lingkungan
Baca Juga: Demi Bumi, Mari Berkolaborasi Wujudkan Gaya Hidup Nol Sampah
Baca Juga: Tumpukan Sampah Semakin Mengancam Bumi, Bagaimana Cara Menerapkan Gaya Hidup Zero Waste?
"Maka, kita perlu membuka diri sebesar-besarnya untuk investasi yang lebih hijau dengan melakukan reformasi di bidang persampahan ini di Indonesia," ia melanjutkan. "Ada banyak skema pendanaan, namun kita perlu memastikan juga ekosistem yang didukung oleh seluruh stakeholder agar tercipta dampak yang berkelanjutan."
Melalui acara ini, Waste4Change sebagai pihak swasta dibidang bisnis pengolahan sampah, memamerkan Rumah Pemulihan Material (RPM) 2.0 di Bekasi, Jawa Barat. Di dalamnya, Waste4Change menambahkan mesin pemilahan sampah yang terintegrasi secara digital agar bisa siapa pun bisa memantau, termasuk aliran pengolahannya.
Inovasi teknologi di RPM ini berkat dana investasi pihak swasta lainnya, seperti AC Ventures dan PT. Barito Mitra Investama. Waste4Change mengeklaim, teknologi di RPM ini bisa mengurangi residu sampah dari 65 persen menjadi 10 persen, dan meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah Bekasi per harinya.
"Kota Bekasi setiap harinya berjibaku mengelola tempat pengelolaan sampah terbesar bagi beberapa daerah sekitarnya," terang Reny Hendrawati, Staf Ahli Wali Kota Bekasi Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kemasyarakatan.
"Kami sangat mendukung terselenggaranya pengelolaan sampah bertanggung jawab yang didorong oleh investasi hijau, sehingga tercipta penanganan sampah yang lebih optimal di Kota Bekasi."
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR