Untuk menghadapi pemberontak di perbatasan, Kekaisaran Tiongkok harus memiliki jenderal yang cakap. Salah satu jenderal paling luar biasa dan berprestasi dalam sejarah Tiongkok adalah Wei Qing. Ia adalah salah satu pahlawan besar dari Dinasti Han. Berawal dari budak, Wei Qing jadi marsekal yang menumpas kekejaman suku Xiongnu.
Kehidupan sulit sebagai seorang budak
Waktu masih kecil, Wei Qing diperlakukan dengan buruk oleh ayah kandungnya. Tidak tahan dengan pekerjaan berat dan perlakuan yang tidak manusiawi keluarganya, ia melakukan perjalanan jauh untuk mencari ibu kandungnya.
Kemudian, dia mengubah nama keluarganya menjadi "Wei" mengikuti nama ibunya dan memutuskan hubungan dengan ayahnya. Bersama dengan saudara tirinya, keduanya semua menjadi budak di istana Putri Pingyang. Saudara perempuannya Wei Zifu adalah seorang penyanyi dan Wei Qing merawat kuda.
Suatu hari, Kaisar Wudi dari Han, mengunjungi istana putri ini. Dia menyukai Wei Zifu dan membawanya kembali ke istananya. Di saat yang sama, kaisar juga turut membawa Wei Qing dan menugaskannya menjadi penjaga kekaisaran.
Wei Qing mendapat lebih banyak kesempatan untuk membuat kaisar terkesan dengan keterampilan memanah dan berkudanya yang luar biasa.
Perang pertama Wei Qing yang sukses
Sejak berakhirnya Dinasti Qin (221 Sebelum Masehi—207 Sebelum Masehi), rezim Xiongnu terus berkembang di utara. Pasukan kavaleri Xiongnu yang agresif dan tak terkalahkan sering menginvasi rezim lain dan menduduki sejumlah besar wilayah.
Sejak didirikan pada 202 Sebelum Masehi, Dinasti Han tidak pernah menang di medan perang melawan Xiongnu. Sebaliknya, Dinasti Han harus memberi penghormatan kepada Xiongnu dengan sejumlah upeti dan putri. Kekaisaran Tiongkok harus menanggung kerusakan akibat perampokan dan pendudukan Xiongnu yang terus-menerus di daerah perbatasan.
"Oleh karena itu, setelah beberapa tahun persiapan, Kaisar Wudi memutuskan untuk melawan Xiongnu," ungkap Jack L. Dull di laman Britannica.
Empat pasukan independen dengan skala yang sama dikirim ke perbatasan utara Dinasti Han dan Wei Qing adalah salah satu komandannya.
Komandan dari tiga pasukan lainnya adalah jenderal yang cakap dan sangat dihormati. Sementara Wei Qing tidak memiliki pengalaman pertempuran. Di mata banyak orang, dia hanyalah saudara dari selir favorit kaisar.
Pada akhirnya, dua pasukan mengalami kegagalan yang signifikan dan satu kembali tanpa mencapai apapun. Meski sempat dianggap remeh, Wei Qin justru mencapai kesuksesan besar. Dia memimpin pasukannya dan menduduki kota suci Xiongnu, tempat mereka menyembah dewa mereka.
Sebagai seorang jenderal, dia membuktikan kemampuan dan bakatnya yang luar biasa dengan kemenangan besar.
Pembentukan pasukan kavaleri kuat Dinasti Han
Ini adalah pertama kalinya di Dinasti Han tentaranya mencapai kesuksesan militer yang besar dalam berperang melawan Xiongnu.
Kaisar Wudi cukup senang dengan keberhasilan militer yang tak tertandingi ini. Ia mengangkat Wei Qing menjadi panglima tertinggi. Wei Qing membangun pasukan kavaleri yang besar, agresif, dan maju. Ia menerapkan banyak taktik militer yang sangat efisien dalam perang melawan Xiongnu.
Setelah itu, Wei Qing memimpin pasukan ini, mengalahkan Xiongnu beberapa kali, dan terus menang. Sejumlah besar wilayah diduduki oleh Dinasti Han, sementara banyak orang dan ternak Xiongnu ditangkap.
Sejak saat itu, orang-orang di dalam perbatasan tidak perlu lagi khawatir akan diserbu atau dirampok.
"Pada 101 Sebelum Masehi, pasukan Dinasti Han memperluas kendali Tiongkok ke segala arah," tambah Dull.
Huo Qubing, jenderal lainnya yang luar biasa dan tidak terkalahkan
Segera, keponakan Wei Qing, komandan jenius lainnya Huo Qubing, mulai mencapai kesuksesan militer yang luar biasa.
Huo Qubing dibesarkan di istana kerajaan karena dia adalah keponakan dari Wei Qing.
Tanpa diduga, Huo Qubing memimpin 800 pengawalnya untuk menangkap lebih dari 3000 prajurit terlatih Xiongnu. Pasukannya juga berhasil menangkap salah satu bangsawan Xiongnu.
Melihat bakat luar biasa Huo Qubing, kaisar dan Wei Qing mempercayainya dengan lebih banyak pasukan dan kekuatan. Seperti yang diharapkan, jenius ini telah memenangkan semua perang.
Wei Qing dan Huo Qubing adalah komandan kavaleri hebat dan efektif membunuh musuh. Mereka tidak pernah gagal dalam perang.
Perang besar melawan Xiongnu
Setelah bertahun-tahun keberhasilan militer Han, banyak bangsawan Xiongnu dan penduduknya ditangkap atau menyerah.
Sisanya, termasuk Raja Xiongnu dan pasukan utamanya, melarikan diri ke gurun jauh di utara. Meski kerap menghadapi kekalahan, Xiongnu terus mengganggu Kekaisaran Tiongkok setiap ada kesempatan.
Oleh karena itu, Kaisar Wudi memerintahkan Wei Qing dan Huo Qubing untuk masing-masing memimpin 50.000 kavaleri. Mereka berbaris melintasi padang pasir yang luas di Dataran Tinggi Mongolia, dan mengalahkan sisa pasukan Xiongnu.
Ini dikenal sebagai Pertempuran Mobei pada tahun 119 Sebelum Masehi, salah satu perang terpenting dan berpengaruh dalam sejarah Tiongkok.
Karena Huo Qubing lebih muda dan cukup ambisius, dia mendapatkan prajurit, kuda, dan senjata terbaik. Tugasnya adalah untuk membinasakan pasukan utama Raja Xiongnu.
Sedangkan Wei Qing secara tak terduga bertemu dengan kekuatan utama Raja Xiongnu. Saat itu, dua jenderal yang seharusnya memimpin pasukan mereka untuk bergabung dan mendukung Wei Qing tersesat.
Menghadapi musuh kuat yang kalah jumlah, dengan dua jenderal dan banyak prajurit hilang, Wei Qing segera mengubah rencananya.
Dia membangun pangkalan militer yang kokoh di padang pasir menggunakan kereta perang. Wei Qing mengirim pasukan kavalerinya untuk bertempur dengan gagah berani. Segera, ketika angin kencang menyerbu, dia memisahkan pasukannya dan memerintahkan mereka untuk mengepung Raja Xiongnu dari dua sayap.
Setelah melihat kerugian besar dari pasukan utamanya, Raja Xiongnu melarikan diri.
Baca Juga: Wu Si, dari Budak Jadi Permaisuri Kekaisaran Tiongkok yang Berpengaruh
Baca Juga: Warisan Kaisar Tiongkok He dari Dinasti Han Timur yang Membahayakan
Baca Juga: Serban Kuning: Simbol Perlawanan atas Pajak & Dinasti Han yang Korup
Baca Juga: Guang Wu, Kaisar Tiongkok Dinasti Han Punya Ilmu Magis untuk Bertempur
Pada akhirnya, Wei Qing memimpin prajurit kelas duanya dan memenangkan pertempuran yang menentukan ini. Huo Qubing menaklukkan penguasa dan pasukan Xiongnu lainnya dan mengadakan upacara pemujaan besar di gunung suci mereka.
Bersama-sama, mereka membunuh lebih dari 90.000 tentara Xiongnu dan menangkap sejumlah besar ternak. Kedua perwira besar ini sepenuhnya menyelesaikan masalah perbatasan.
Wei Qing, pahlawan brilian yang dihormati
Wei Qing adalah pahlawan brilian yang melindungi kekaisaran dan rakyatnya. Jenderal bijak ini memiliki kepribadian yang luhur.
Menurut dokumen sejarah, semua orang di pemerintahan, pejabat sipil dan militer, sangat menghormati Wei Qing.
Dia selalu sopan dan baik kepada rekan-rekannya, tidak peduli seberapa kuat atau seberapa banyak yang telah dicapainya.
Huo Qubing meninggal dunia ketika baru berusia 23 tahun. Hidupnya mulia, singkat, dan sederhana. Setelah mencapai beberapa prestasi militer yang luar biasa, ia meninggal mendadak.
Wei Qing meninggal 11 tahun setelah kepergian keponakannya itu.
Kaisar memerintahkan untuk menguburkan mereka di setiap sisi mausoleum kekaisarannya, kehormatan tertinggi bagi pejabat kerajaan feodal dalam budaya Tiongkok.
Setelah Wei Qing meninggal, Kaisar Wudi menerbitkan pengumuman lain untuk merekrut orang-orang berbakat. Namun orang-orang yang dipilih berakhir dengan serangkaian kegagalan dan pengkhianatan militer.
Kelak dalam sejarah Tiongkok, Wei Qing dikenang sebagai marsekal dan pahlawan dari Dinasti Han.
Source | : | britannica,China Fetching |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR