Namun, saat melakukan survei lapangan ekstensif yang berfokus pada spesimen Spiranthes Jepang, Suetsugu menemukan beberapa populasi takson Spiranthes yang tidak diketahui dengan batang bunga tidak berbulu, di daratan Jepang.
Takson yang tidak diketahui sering tumbuh bersama S. australis tetapi mekar sekitar sebulan sebelumnya, sehingga menyebabkan isolasi reproduktif antara kedua taksa tersebut.
Mengingat bahwa S. australis dicirikan oleh batang bunga yang berbulu, individu yang tidak berbulu mungkin merupakan spesies yang terabaikan.
Akibatnya, Suetsugu dan rekan-rekannya memulai studi sepuluh tahun yang komprehensif dan multifaset untuk menentukan dengan tepat bagaimana tanaman ini berbeda. Spesimen dikumpulkan dari berbagai lokasi di Jepang, Taiwan, dan Laos.
Dengan mengintegrasikan hasil dari analisis DNA, morfologi, pengamatan lapangan, dan biologi reproduksi, Suetsugu dan rekannya menemukan bahwa itu adalah spesies samar yang menunjukkan tingkat divergensi molekuler yang tinggi, meskipun dengan diferensiasi morfologi minimal.
Fakta bahwa Spiranthes "umum" sebenarnya dibagi menjadi dua spesies kemungkinan akan membangkitkan rasa ingin tahu masyarakat umum.
Baca Juga: Peneliti Menemukan Spesies Anggrek Baru di Pegunungan Tanzania
Baca Juga: Mengenal Eulophia Lagaligo, Spesies Anggrek Terbaru dari Sulawesi
Baca Juga: Spesies Anggrek Baru nan Langka Ditemukan di Pegunungan Andes
Penemuan spesies tanaman berbunga baru di Jepang dianggap sebagai peristiwa yang sangat langka karena flora di wilayah ini telah banyak diteliti.
Namun, spesies baru yang dilaporkan di sini bahkan dapat ditemukan tumbuh di lingkungan biasa seperti taman dan halaman rumput.
Beberapa spesimen yang digunakan untuk mendeskripsikan spesies baru ini dikumpulkan dari taman dan balkon pribadi.
Penemuan spesies baru yang tersembunyi di tempat umum ini menggarisbawahi perlunya eksplorasi yang gigih, bahkan di tempat yang tampaknya biasa-biasa saja.
Penelitian ini dilakukan oleh tim peneliti multi-lembaga, termasuk Profesor Suetsugu (Graduate School of Science, Kobe University), Professor SUYAMA Yoshihisa (Graduate School of Agricultural Science, Tohoku University) dan Tian-Chuan Hsu (Taiwan Forestry Research Institute).
Source | : | EurekAlert!,Journal of Plant Research |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR