Nationalgeographic.co.id—Perubahan iklim ternyata tidak selamanya merugikan. Hal tersebut justru menciptakan hubungan unik yang saling menguntungkan bagi elang botak (Haliaeetus leucocephalus) dan peternak di Washington, Amerika Serikat.
Akibat perubahan iklim, pola makan tradisional elang botak menjadi berubah. Mereka yang biasanya mencari bangkai salmon, berubah menjadi pemakan bangkai hewan darat dan hama pertanian. Perubahan tersebut itulah yang kemudian menguntungkan bagi para peternak.
Hubungan elang dan peternak biasanya tidak baik, terutama peternak unggas. Elang biasanya dianggap pemangsa hewan ternak, tetapi hal tersebut tentu tidak terjadi di peternakan sapi dan domba.
Studi baru kali ini menunjukkan, bahwa elang botak telah menjadi keuntungan bagi peternak sapi perah, menghalangi hama dan membuang bangkai hewan dari peternakan mereka. Di sisi lain, makanan elang botak menjadi lebih luas dan tidak hanya ikan salmon.
Hubungan yang saling menguntungkan dijelaskan dalam “A Win-Win Between Farmers and an Apex Predator: Investigating the Relationship Between Bald Eagles and Dairy Farms,” yang diterbitkan dalam jurnal Ecosphere.
“Narasi seputar burung pemangsa dan petani secara tradisional bersifat negatif dan agresif, terutama karena klaim pemangsaan ternak,” kata penulis utama Ethan Duvall, seorang mahasiswa doktoral di bidang ekologi dan biologi evolusioner di Cornell University.
“Namun, peternak sapi perah di barat laut Washington tidak menganggap elang sebagai ancaman. Nyatanya, banyak petani menghargai layanan yang diberikan elang seperti pemindahan bangkai dan pencegahan hama.”
Duvall, dengan kolaborator Emily Schwabe dan Karen Steensma dari University of Washington dan Trinity Western University di Kanada, melakukan wawancara tatap muka dengan para peternak di perusahaan susu kecil, menengah dan besar di Whatcom County untuk lebih memahami hubungan unik ini.
Studi ini dimotivasi oleh penelitian terbaru Duvall yang menunjukkan bahwa elang menyebar dari sungai ke lahan pertanian sebagai akibat atas penurunan ketersediaan bangkai salmon selama 50 tahun terakhir.
“Perubahan iklim telah mengubah jadwal pemijahan chum salmon, menyebabkan mereka berjalan lebih awal di musim dingin,” kata Duvall, yang berafiliasi dengan Cornell Lab of Ornithology.
"Sekarang salmon bertelur saat banjir tahunan Sungai Nooksack mencapai puncaknya. Ikan yang bertelur dan mati tersapu oleh air yang tinggi alih-alih terdampar di pantai di mana elang dapat dengan mudah mengaksesnya."
Duvall mengatakan pergeseran waktu telah mengurangi jumlah bangkai yang tersedia di sungai setempat, bukan jumlah individu salmon.
Baca Juga: Paus Biru dapat Membantu Mengatasi Perubahan Iklim, Bagaimana Caranya?
Baca Juga: Sistem Kebijakan Pajak Karbon Kurang Efektif Melawan Perubahan Iklim
Baca Juga: 'Kita Mulai Sekarang' Lawan Perubahan Iklim di Dunia Pariwisata
Baca Juga: Konsentrasi Karbon Dioksida Akibat Perubahan Iklim Ancam Tanaman Padi
Namun, banyak sungai di Pacific Northwest telah mengalami penurunan populasi salmon yang dramatis, juga menghilangkan sumber daya musim dingin untuk elang.
Untuk menebus pengurangan pasokan makanan alami mereka, elang kemudian berpindah ke peternakan sapi. Mereka mencari bangkai hewan, dan memangsa populasi unggas air yang mencari makan dan beristirahat di daerah pertanian.
Elang botak juga berburu hama pertanian tradisional, seperti tikus dan burung jalak.
"Kami tahu interaksi positif antara petani dan Elang Botak ini bukan norma di banyak daerah pertanian lainnya, terutama di dekat peternakan unggas di mana elang memangsa ayam," kata Duvall.
"Tapi penelitian ini memberi saya harapan bahwa, ke depan, petani, pengelola satwa liar, dan pelestari lingkungan dapat bersatu untuk berpikir kritis tentang cara memaksimalkan manfaat bagi manusia dan satwa liar di ruang yang mereka bagi bersama."
Hutan Mikro Ala Jepang, Solusi Atasi Deforestasi yang Masih Saja Sulit Dibendung?
Source | : | Cornell University,Ecosphere |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR