Baca Juga: Arkeolog Identifikasi Kamp Musim Dingin Genghis Khan yang Hilang
Pada akhir tahun 1241, Subutai berencana menyerang Kekaisaran Romawi Suci. Sekitar waktu inilah Ogedei meninggal dan pasukan Mongol kembali untuk pemilihan Khan Agung yang baru. Karena itulah seluruh Eropa terhindar dari bangsa Mongol. Ada spekulasi bahwa seandainya Ogedei tidak mati, tidak ada tentara Eropa yang mampu menahan serangan gencar Mongol.
Kematian si anjing perang
Khan Agung yang baru adalah Guyuk, putra Ogedei. Pada tahun 1246, Subutai ditugaskan untuk memimpin kampanye melawan Dinasti Song Tiongkok. Dia berusia 70 tahun saat itu. “Ini merupakan usia yang cukup lanjut untuk seorang komandan militer pada periode itu,” kata Mingren.
Kampanye ini berlangsung hingga 1247, setelah Subutai kembali ke Mongolia, di mana dia meninggal pada 1248. Selain julukannya 'Bagatur', Subutai juga dikenal sebagai salah satu dari empat 'anjing perang' Genghis Khan, tiga lainnya adalah Jelme, Jebe, dan Khubilai.
Terlahir di kalangan bawah, Subutai meninggal sebagai jenderal terbaik Mongol. Si anak pandai besi hampir mencapai status ilahi di antara bangsa Mongol.
Source | : | History of Yesterday,Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR