Di Aarhus, sampel laut telah dianalisis bekerja sama dengan Lektor Kepala Marianne Glasius dan staf teknis akademik Mads Mørk Jensen dari Departemen Kimia. Antara lain, mereka mempelajari molekul dari alga tertentu yang hanya diproduksi saat ada es laut.
Baca Juga: Cek Fakta: Es Mencair Tidak Punya Pengaruh pada Kenaikan Air Laut?
Baca Juga: Pergerakan Lapisan Es Dapat Menjelaskan Kapan Permukaan Laut Akan Naik
Baca Juga: Selain Bikin Es Mencair, Pemanasan Global Bikin Erosi Pesisir Arktika
Dengan demikian, para peneliti dapat menentukan kapan es laut musim panas hadir di daerah tersebut.
Menurut para peneliti dari Aarhus University, studi tersebut dapat diartikan sebagai kabar baik dan buruk bagi iklim.
"Kabar buruknya adalah kita dapat melihat ini terjadi segera. Kabar baiknya adalah bahwa data kami menunjukkan tren ini dapat dibalik dan kita dapat melakukan sesuatu jika kita bisa mengurangi emisi gas rumah kaca dan menetapkan tujuan politik yang ambisius,” ujar Henrieka Detlef.
“Jika kita dapat dengan segera menjaga suhu stabil atau bahkan mungkin membuatnya jatuh, es laut akan kembali ke daerah tersebut," katanya.
"Studi ini adalah peringatan, karena kita tahu itu akan terjadi. Berita ini tidak membuat situasi semakin tertekan, hanya lebih mendesak. Maka, kita harus bertindak sekarang agar kita bisa mengubahnya," tegas Christof Pearce.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan dalam jurnal Communications Earth & Environment pada 20 Maret 2023 dengan judul “Seasonal sea-ice in the Arctic’s last ice area during the Early Holocene.”
Source | : | Phys.org |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR