Nationalgeographic.co.id—Temuan makam Dinasti Jin Agung Kekaisaran Tiongkok di Shanxi, Tiongkok tengah, ungkap ritual pemakaman di masa itu. Makam berupa struktur batu bata berukir yang megah ditemukan pada 2019.
Saat itu para pekerja sedang memasang pipa untuk proyek pembangunan pabrik. Arkeolog dari Institut Arkeologi Provinsi Shanxi kemudian bergerak untuk menggali dan melestarikan makam Dinasti Jin itu.
Seperti yang dilaporkan Shanxi Provincial Institute of Archaeology, makam itu berasal dari periode Jin Agung dari tahun 1115 hingga 1234 Masehi.
Dinasti Jin Agung berkuasa di wilayah yang kini disebut Jilin dan Heilongjiang. Dibentuk oleh kepala suku Jurchen, Aguda, Jin Agung bertahan hingga serangan bangsa Mongol. “Saat itu, pasukan Mongol memaksa kaisar terakhirnya, Aizong, untuk bunuh diri dengan cara digantung,” tulis Sahir di laman Ancient Origins.
Jin Agung sering disebut sebagai Jurchen Jin. “Nama ini untuk membedakannya dengan Dinasti Jin yang satunya, yang berkuasa pada 266–420,” kata Julia Schneider, profesor sejarah Tiongkok di University College Cork.
Batu bata diukir sedemikian rupa untuk meniru kayu
Makam yang menghadap ke selatan memiliki kemiripan dengan makam dari era Jin Agung yang ditemukan di wilayah itu. Seperti rumah jaga seremonial di dinding utaranya. Namun makam yang ditemukan tahun 2019 tersebut relatif sederhana.
Struktur terkubur terdiri dari “jalan makam” ke tangga yang mengarah ke pintu di ruang dalam. Ruangan dalam berbentuk persegi dengan panjang sekitar 2 meter di setiap sisi. Di atasnya terdapat segi delapan rumit yang terbuat dari batu bata berundak.
Makam itu seluruhnya dibangun dari batu bata yang tidak dicat yang diukir dengan sangat rumit. Uniknya, batu bata itu tampak seperti terbuat dari kayu. Menurut laporan, jalan masuk berundak mengarah ke ruang makam utama melalui koridor sempit. Pintu masuk ke makam itu disegel.
Ruang utama berbentuk bujur sangkar, dengan masing-masing sisi berukuran kira-kira 2 meter dan tinggi 3,5 meter. Atapnya berbentuk segi delapan dan terdiri dari 13 lapis bata susun yang miring. Setiap dinding memiliki ukiran yang rumit. Bagian atas ruangan melengkung ke dalam dan memiliki jendela atap terbuka di tengahnya.
Tembok di sisi selatan menghubungkan pintu masuk, dibuat meniru jendela berkisi. Pada dinding barat dan timur lagi terdapat ukiran kisi-kisi jendela dan pintu. Pintu itu memiliki pola bunga pada panel bawah dan bentuk segi delapan, persegi ,atau cekung pada bagian atas. Ukiran di kedua dinding sangat mirip sehingga hampir meniru satu sama lain.
Makam itu juga menampilkan dekorasi hiasan di dinding, termasuk singa, anemon laut, dan bunga.
Namun yang menonjol dan menarik perhatian adalah bagian utara makam, yang tepat di seberang pintu. Itu menonjol di tengah dan memiliki ukiran rumah jaga yang luar biasa. Di ukiran, tampak pria dan wanita di kedua sisinya. Keduanya duduk di belakang meja dan di atas kursi berukir.
Pria dan wanita itu terukir dengan sangat detail. Pria itu berjanggut dan mengenakan pakaian dengan ikat pinggang dan tangan di lengan bajunya. Meja berukir di depannya berisi peralatan makan dan makanan. Wanita itu mengenakan gaun dengan tangan terlipat di dalam lengan baju seperti pria.
Baca Juga: Petaka yang Mengakhiri Kekuasaan Dinasti Song di Kekaisaran Tiongkok
Baca Juga: Kehidupan Nyeleneh dan Penuh Warna Kaisar Tiongkok Zhengde dari Ming
Baca Juga: Batu Nisan Berbentuk Kura-Kura di Makam Kaisar Tiongkok, Apa Maknanya?
Baca Juga: Misteri Makam Kaisar Tiongkok Qin Shi Huang, Benarkah Penuh Merkuri?
Baca Juga: Selidik Warna Tentara Terakota Penjaga Makam Kaisar Tiongkok
Ada gulungan di atas meja di depannya. Kursi keduanya memiliki sandaran yang tegak lurus dengan kepala. Kursi dan meja juga dihiasi dengan detail.
Sayangnya, tembok selatan rusak dan sebagian runtuh dalam pekerjaan konstruksi yang mendahului penggalian arkeologi.
Penghuni makam dan barang-barang untuk kehidupan di akhirat
Ada tiga makam di ruang utama, semuanya di sepanjang satu dinding. Salah satunya adalah seorang anak berusia antara 6 hingga 8 tahun. Dua kerangka lainnya adalah laki-laki dewasa, berusia antara 50 dan 60 tahun.
Meski detail makamnya spektakuler, harta benda yang dibawa oleh penghuninya ke alam baka tidak terlalu mewah. Total ada sembilan benda yang digali, terdiri dari dua guci porselen, dua mangkuk porselen, satu lampu porselen, dan tiga pot tanah liat. “Semua itu diletakkan di samping jenazah,” kata Sahir lagi. Mangkuk kaca hitam yang diletakkan di rumah jaga di dinding utara juga ditemukan di makam itu.
“Akta jual beli tanah”
Yang sangat menarik bagi para arkeolog adalah dokumen batu bata yang memiliki detail pembelian tanah. Dokumen itu ditulis dalam bentuk kaligrafi. Meskipun tulisannya memudar, Desa Wang dan Gongcao dan Mingchang tampak terukir di bagian depan prasasti. Ini membuat para arkeolog menyimpulkan bahwa makam tersebut berasal dari tahun Mingchang, masa pemerintahan Kaisar Zhangzong. Diperkirakan antara tahun 1190 dan 1196 Masehi.
Menyoroti pentingnya penemuan tersebut, Institut Arkeologi Shanxi menyatakan, “Penggalian makam ini telah memperkaya pemahaman tentang Dinasti Jin Agung. Sertifikat pembelian tanah memiliki tanggal yang jelas. Ini memberikan dasar yang akurat untuk mengetahui asal-usul makam.”
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR