Kaum Hashashin, yang kemudian disebut Assassin, mengorganisir pembunuhan terhadap para pemimpin daulat Sunni yang menentang propaganda Batiniyah. Terutama orang-orang Turki Seljuk yang menjadi musuh terburuk mereka.
Metode pembunuhan para Assassin mirip dengan Sicarii Yahudi yang berasal dari Palestina pada abad pertama sebelum Masehi (Sicarii adalah bentuk jamak dari bahasa Latin "sicarius" yang berarti "tukang belati").
Para Assassin menyembunyikan belati di balik jubah mereka dan menikam target dengan cara mendekati korban secara diam-diam pada siang hari.
Namun, ada satu perbedaan utama antara Sicarii dan Assassin: Sementara Sicarii mengejutkan target mereka dengan berteriak keras seolah-olah mereka adalah kerabat dari calon korban, Assassin menunggu diam-diam dalam kegelapan.
Pembunuhan para Assassin terus berlanjut di sekitar Iran dan Suriah pada masa syekh-syekh lain yang menggantikan Hassan-i Sabbah setelah kematiannya.
Perlu diketahui, bahwa tidak ada orang Yahudi atau Syiah yang menjadi korban, karena terdapat banyak orang Yahudi yang berafiliasi dengan ordo ini.
Sebagai contoh, ketika pemimpin Muslim Salah ad-Din Ayyubi, atau yang lebih dikenal di Barat sebagai Saladin, menandatangani perjanjian dengan Tentara Salib pada tahun 1192. Ada sekitar 4.000 orang Yahudi di antara para Assassin.
Kesatria Templar
Daulat Fatimiyah Ismailiyah kehilangan Yerusalem ke tangan Turki pada tahun 1073, tetapi mereka berhasil merebutnya kembali pada tahun 1098.
Sementara itu, Paus mulai mengumpulkan pasukan Tentara Salib di Eropa untuk melawan Turki guna membantu Kekaisaran Romawi Timur.
Akibat Perang Salib ini, Fatimiyah kehilangan Yerusalem, yang baru saja mereka rebut dari Turki setahun yang lalu, namun kali ini jatuh ke tangan Tentara Salib. Tentara Kristen mendirikan Kerajaan Yerusalem di sini, yang akan bertahan selama hampir 200 tahun.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | Daily Sabah |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR