Sempat menjadi misteri mengapa Gamsutl ditinggalkan. Jawabannya terletak pada lokasinya di ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut. Meski ada banyak lahan pertanian alami, tetapi medan tebingnya membuat orang tidak nyaman ditinggali.
Selain itu, anehnya tempat ini masih menjadi desa yang sibuk hingga abad ke-20. Masih ada banyak bangunan toko, kantor pos, bahkan rumah sakit dengan unsur properti modern. Namun, seiring berjalannya waktu, desa kehilangan penduduknya. Generasi mudanya memilih untuk pindah dan mencari penghidupan di tempat lain.
Desa ini resmi ditinggalkan tahun 2015. Penduduk terakhirnya adalah Abdulhail Abdulhalilov yang telah meninggal tahun itu.
5. Kota pelabuhan Suakin yang pernah berjaya
Ramses III diperkirakan yang membangun pertama kali di pelabuhan Suakin pada abad ke-10 SM. Kota ini sempat menjadi persinggahan penting di Laut Merah untuk perdagangan dan eksplorasi. Kini, lokasinya terbengkalai di timur laut Sudan.
Di masa lampau, kota ini digunakan oleh muslim Afrika menuju Makkah. Saking pentingnya bagi sektor perdagangan, banyak peristiwa bersejarah besar yang mengandalkan Suakin. Perdagangan akhirnya memakmurkan kota ini.
Sayangnya, kemakmuran kota Suakin menimbulkan kecemburan dengan para pesaingnya. Gubernur Qus (salah satu kota Mesir di Sungai Nil) menyerang Suakin pada 1264. Penguasa kota As-Asba'ani pun harus melarikan diri.
Kemudian, Suakin masih dipakai oleh Kekaisaran Ottoman sebagai kota pelabuhan tambahannya pada 1517. Kota ini diizinkan punya pemerintahan otonom. Sementara Kekaisaran Ottoman memulihkan masjid kota dan memperkuat tembok bentengnya.
Sayangnya, kepudaran kota pelabuhan ini muncul ketika Portugis telah menyempurnakan jalur laut perdagangannya di sekitar Afrika timur. Pedagang lokal mulai meninggalkan Suakin. Penurunan terjadi selama abad ke-18 dan ke-19, membuatnya menjadi kota tua dengan reruntuhan.
Baca Juga: 15 Tahun Sebelum Gempa Turki, Ilmuwan Pernah Usul Pindahkan Istanbul
Baca Juga: Kota-Kota Kuno Meksiko Dibangun untuk Bisa Bertahan Ribuan Tahun
Baca Juga: Termasuk Tujuh Keajaiban Dunia, Mengapa Petra begitu Spesial?
Baca Juga: Machu Picchu, Sebuah Kesalahan Nama untuk Merujuk Kota Inca Kuno
Suakin sempat bertahan selama abad ke-19 sebagia pusat perdagangan budak dari Afrika timur. Namun, hanya sebentar karena masa perbudakan yang berangsur-angsur dihapuskan. Akhirnya Inggris yang pernah bercokol di Sudan, memindahkan pelabuhan baru untuk investasinya di Port Sudan yang berada 62 kilometer di utaranya.
Suakin pun berantakan pada 1920-an. Perairannya mendangkal dengan karang yang telah tumbuh, sehingga berbahaya bagi kapal berlabuh. Bangunannya yang sempat mewah, kini telah rusak parah dan ditinggalkan. Hari ini fungsinya menjadi tempat wisata sejarah.
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR