Sebagai komandan, dia bertempur di tempat-tempat yang jauh seperti Mediterania, Asia Kecil, Sisilia, dan Tanah Suci. “Dia adalah seorang pemimpin militer yang terkenal dan dihormati,” tambah Llyod lagi.
Setelah bergabung, Hardrada memiliki penghasilan yang cukup untuk menikahi putri Yaroslav, Putri Elisaveta (Elisiv). Itu adalah sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukannya karena terlalu miskin.
Kaya akan pengalaman tempur dan harta, Hardrada kembali ke Skandinavia pada tahun 1046. Dia dengan hati-hati mempersiapkan kampanyenya untuk merebut kembali takhta Norwegia. Cnut yang Agung telah meninggal. Saat itu Magnus I menjadi Raja Norwegia.
Hardrada mencapai kesepakatan untuk membagi kekuasaan Norwegia dengan Magnus I. Ketika Magnus I meninggal, Hardrada menjadi satu-satunya Raja Norwegia. Namun ia tidak puas dan ingin memimpin Denmark.
Maka bersama prajuritnya, Hardrada menjarah Denmark berulang kali. Meski kalah berulang kali, Raja Svein Estridsson tetap berkuasa di Denmark. Pada 1064, Hardrada dan sang raja mencapai kesepakatan damai.
Mengetahui Denmark tidak bisa menjadi miliknya, prajurit Raja Hardrada mencari wilayah lain untuk ditaklukkan. Perhatian Hardrada mengarah ke Inggris.
Pertempuran di Jembatan Stamford dan kematian Raja Hardrada
Setelah kematian Edward sang Pengaku, takhta Inggris diberikan kepada Harold Godwinson. Raja Hardrada bersekutu dengan Tostig Godwinson, saudara laki-laki Harold. Godwinson telah dicabut dari jabatan pendahulu Northumbria oleh Edward pada tahun 1065.
Di awal pertempuran, Hardrada sempat menang. Namun saat menikmati kemenangan itu, Raja Harold, raja Inggris Anglo-Saxon terakhir, menyerang Hardrada di Jembatan Stamford. Hardrada dan Tostig tewas. Kematian Harald Hardrada disebabkan oleh panah yang mengenai lehernya.
Baca Juga: Menyingkap Para Viking yang Kurang Dikenal Tapi Sangat Penting
Baca Juga: Mitos dan Gambaran Bangsa Viking yang Telanjur Kita Percayai
Baca Juga: Mengupas Tuntas Mitos Viking yang Diciptakan oleh Budaya Pop
Baca Juga: Kehidupan Sosial Bangsa Viking, Perempuan Menikah Umur 12 Tahun
Peristiwa ini cukup ironis. Ia melakukan perjalanan ke negeri yang jauh dan bertempur dalam pertempuran paling mematikan. Namun beberapa hari di tanah asing sambil menikmati kemenangan, ia justru tewas mengenaskan.
Dengan kematian Raja Hardrada, era Viking berakhir. Hardrada adalah seorang penguasa yang keras yang sering menyelesaikan perselisihan dengan kekerasan. Namun pemerintahannya adalah salah satu masa perdamaian dan kemajuan bagi Norwegia.
Dia memajukan agama Kristen di Norwegia dan membangun gereja serta mengirim uskup. Hardrada mengembangkan mata uang Norwegia dan koin yang layak. Kontaknya dengan Kekaisaran Bizantium dan Kyiv membantu Norwegia memperluas perdagangan internasionalnya. Raja Hardrada juga mendirikan ibu kota Oslo.
Sebagian orang mungkin menganggapnya kejam. Namun harus diakui jika Harard Hardrada adalah salah satu Raja Viking terbaik dan terhebat di masanya. Kematiannya menjadi akhir dari era Viking.
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR