Sahir menggambarkan, bahwa wanita Yao Huangluo memiliki rambut yang panjangnya minimal dua meter. Layaknya barang berharga, mereka merawatnya dengan sangat serius.
“hanya dipotong sekali seumur hidup mereka antara usia 16 dan 18 tahun, dan harus ditutupi serta disembunyikan sampai menikah,” terang Sahir.
Mereka yakin, bahwa panjang, warna, dan kesehatan rambut dihasilkan dari rutinitas mandi dengan air beras.
Sedikit berbeda dengan wanita Yakumi, para wanita Yao memiliki cara yang cukup rumit dalam membuat resep air beras. Menurut Sahir, ada beberapa bahan dan proses yang harus dilakukan sehingga air beras siap untuk digunakan.
“Beras ketan putih dicuci bersih dengan air, nutrisinya diekstraksi dengan cara direbus. Biarkan berfermentasi dalam tong kayu yang dicampur kulit jeruk bali, jahe, dan akar bunga fleece,” jabarnya.
Hal tersebut dilakukan untuk menurunkan pH, agar sesuai dengan keasaman alami rambut. Mereka membiarkan air beras berfermentasi selama dua bulan.
“Campuran yang telah direbus kemudian dikeringkan, dan partikel-partikel padat dibuang,” imbuh Sahir.
Selain untuk rambut, air beras juga digunakan sebagai toner kulit agar tampil cantik dan sehat. Menurut penjelasan Sahir, penggunaan air beras adalah salah satu rahasia kulit geisha Jepang selalu menarik hati.
Dalam praktiknya, para geisha merendam wajah mereka dalam air beras untuk waktu yang lama. Mereka meyakini bahwa resep tersebut akan membuat kulitnya menjadi cerah, mengurangi penampakan pori-pori, dan meningkatkan kesehatan kulit.
Air beras juga telah digunakan dalam pengobatan tradisional Tiongkok untuk mengatasi iritasi kulit dan meningkatkan kesehatan kulit secara keseluruhan.
Mendesak Pengesahan RUU Masyarakat Adat yang Menjadi Benteng Terakhir Upaya Konservasi
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Tri Wahyu Prasetyo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR