Pada studi terbaru, Meuti dan Wolkoff melihat bahwa pola sirkadian perilaku nyamuk menurun selama diapause. Namun, pada masa ini, ritme sirkadiannya bertahan, bahkan selama periodenya tidak aktif.
Sirkadian adalah masa rentang aktivitas suatu makhluk hidup untuk istirahat dan beraktivitas, seperti waktu tidur dan bangun pada manusia. Hal ini dipengaruhi juga oleh polusi cahaya. Nyamuk betina yang terhindar paparan cahaya redup di malam hari, menghindari diapause, dan menjadi akitf selama reproduktif, dalam laporan sebelumnya.
Baca Juga: Dunia Hewan: Spesies Baru Nyamuk Raksasa Ditemukan di Kamboja
Baca Juga: Mengapa Sebagian Orang Sangat Disukai Nyamuk? Ternyata Ini Alasannya
Baca Juga: Dunia Hewan: Bagaimana Nyamuk Malaria Menggigit Tubuh Manusia?
Baca Juga: Mengapa Kulit Bekas Gigitan Nyamuk Jadi Bentol dan Terasa Gatal?
Cahaya buatan di malam hari membuat pola aktivitas nyamuk, sehingga memengaruhi perolehan cadangan nutrisi yang dibutuhkan. Padahal, seperti yang disebutkan sebelumnya, hal ini bisa berpengaruh pada cara penggemukkan nyamuk dan cara menghadapi musim dingin.
“Ini bisa berdampak buruk bagi mamalia dalam jangka pendek karena nyamuk berpotensi menggigit kita di akhir musim," kata Wolkoff.
Gula sebagai sumber makanan penting selama musim dingin bagi nyamuk, jumlahnya yang larut di dalam air ditekan paparan polusi cahaya. Akibatnya, nyamuk harus menangkal diapausenya, bisa jadi dengan mengacak sinyal dari jam sirkadiannya sendiri.
"Bisa berdampak buruk bagi nyamuk dalam jangka panjang karena mereka mungkin gagal terlibat sepenuhnya dalam kegiatan persiapan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup selama musim dingin dengan diapause, dan itu mungkin mengurangi tingkat kelangsungan hidup mereka,” kata Wolkoff.
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR