Arkeolog menemukan sebuah lubang kecil di bawah sisa-sisa jasad Fu Hao saat menggali situs tersebut. Di dalamnya dikuburkan enam ekor anjing yang disembelih. Kemungkinan alasan anjing-anjing itu ada di sana adalah untuk melindungi majikannya di akhirat.
Tapi anjing-anjing itu bukan penemuan yang paling mengerikan. Penggalian menghasilkan sisa-sisa 16 orang, yang semuanya dikorbankan dan dikuburkan dengan hati-hati. Dinasti Shang menyimpan beberapa rahasia yang sangat kelam.
Makam suram Fu Hao bukanlah kasus yang terisolasi. Selama bertahun-tahun, ibu kota Shang di Yinxu digali secara menyeluruh. Penggalian itu mengungkapkan sebuah area permakaman yang luas tempat para bangsawan dimakamkan. Korban-korban manusia ditemukan di sebagian besar makam tersebut. Terlebih lagi, area tersebut dipenuhi dengan lebih dari 2.500 lubang pengorbanan.
Doa dan menyenangkan para dewa kuno jelas penting bagi Dinasti Shang. Hal ini semakin diperkuat dengan banyak ditemukannya cangkang kerang dan tulang belulang hewan. Ini digunakan oleh peramal untuk alat ramalan untuk menanyakan pada almarhum apakah orang dan hewan harus dikorbankan atau tidak.
Yinxu, ibu kota terakhir Shang, dianggap sebagai tempat pengorbanan manusia pada zaman itu. Para peneliti percaya bahwa selama 200 tahun terakhir periode Shang, lebih dari 13.000 manusia dikorbankan di Yinxu.
Baca Juga: Fuji An: Raja Tiongkok Biseksual Terlalu Royal yang Dikhianati
Baca Juga: Qin Hui, Pengkhianat Terbesar Sejarah Tiongkok yang Penuh Dendam
Baca Juga: Pendengung Tiongkok Kuno Yakinkan Dunia untuk Minum Teh, Bukan Dimakan
Baca Juga: Kehidupan Nyeleneh dan Penuh Warna Kaisar Tiongkok Zhengde dari Ming
Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah laki-laki, berusia 15 hingga 35 tahun. Setelah penyelidikan lebih lanjut, ditemukan bahwa pengorbanan manusia dilakukan secara massal. 15 hingga 50 orang dibunuh secara bersamaan. Peristiwa pengorbanan manusia terbesar yang diketahui terjadi melibatkan setidaknya 339 orang.
Periode suram dalam sejarah Kekaisaran Tiongkok
Berkat teknologi modern yang canggih, para arkeolog mampu mempelajari sisa-sisa manusia yang dikorbankan selama Dinasti Shang dengan sangat detail. Satu temuan penting adalah bahwa mayoritas korban telah tinggal di Yinxu selama beberapa tahun sebelum kematian mereka. Ini menunjukkan bahwa mereka mungkin adalah budak. Hal ini sejalan dengan konteks sejarah Dinasti Shang yang sering berperang dengan musuh tetangga.
Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari orang-orang ini bukan berasal dari Shang. Mereka kemungkinan besar dianggap sebagai orang luar pada saat itu. Sisa-sisa tengkorak menunjukkan kemiripan yang besar dengan orang Tionghoa modern.
Temuan mengungkapkan bahwa selain praktik perbudakan, Dinasti Shang juga menggunakan budak untuk persembahan melalui metode kejam dan brutal.
Orang Tiongkok kuno sangat mementingkan akhirat. Mereka memastikan agar para bangsawan dimakamkan dengan semua kemewahan yang mereka nikmati dalam hidup. Sayangnya, budak juga termasuk dalam kemewahan bangsawan di dunia dan akhirat.
Tidak diragukan lagi, era Dinasti Shang menandakan periode kelam di Kekaisaran Tiongkok.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Ancient Origins |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR