Dalam menghadapi bencana ini, Huizong melakukan hal yang tidak masuk akal. Dia turun takhta dan menyerahkan takhta kepada putra tertuanya. “Tindakan yang tidak menyelamatkan kerajaannya maupun dirinya sendiri,” imbuh Yong.
Baca Juga: Posisi Terpenting, Bagaimana Permaisuri Kekaisaran Tiongkok Dipilih?
Baca Juga: Wanrong, Permaisuri Terakhir Kekaisaran Tiongkok yang Bernasib Tragis
Baca Juga: Seperti Apa Kehidupan Sehari-hari Permaisuri Kaisar Tiongkok?
Baca Juga: Mengapa Seorang Kaisar Tiongkok Mempunyai Lebih dari Satu Nama?
Ketika ibu kota Song jatuh pada tahun berikutnya, Zhao Ji dan putranya dengan cepat ditangkap oleh musuh. Kedua mantan Kaisar Tiongkok yang tragis itu kemudian menghabiskan sisa hidup mereka sebagai tahanan Jurchen. Huizong pun meninggal 8 tahun kemudian.
Lebih buruk lagi, kaisar yang ditangkap berulang kali mengalami penghinaan di tangan Jurchen sebelum meninggal. Statusnya diubah menjadi orang biasa dan dipaksa untuk menghormati leluhur Jurchen.
Zhao Huan, kaisar Song Utara yang kesembilan
Setiap kali sebuah dinasti berakhir dengan penawanan dalam sejarah Tiongkok, kaisar terakhir akan dianggap tidak kompeten.
Namun, ini tidak sepenuhnya terjadi pada Zhao Huan atau Kaisar Qinzong dari Song Utara. Ayahnya, Zhao Ji, memaksakan takhta kepadanya ketika dia berusia 26 tahun. Pada saat itu, Jurchen telah menginvasi dan tidak dapat dihentikan.
Jika ada, satu-satunya kesalahan Zhao Huan yang tidak berpengalaman adalah berfokus pada negosiasi alih-alih melakukan perlawanan dengan gigih. Pada tahun 1127 Masehi, ibu kotanya dikuasai dan Zhao Huan ditawan bersama ayahnya. Ia kemudian menghabiskan sisa hidupnya hancur dan terhina, menjadi tawanan Jurchen sampai mati pada tahun 1161 Masehi.
Menjadi tawanan musuh adalah hal yang cukup memalukan. Namun yang lebih parah adalah ketika seorang Kaisar Tiongkok harus menyerahkan takhta saat ia menjadi tawanan musuh bebuyutannya.
Source | : | owlcation.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR