Xi Shi, nama asli Shi Yiguang, adalah mata-mata cantik dari Kekaisaran Tiongkok di zaman Musim Semi dan Gugur. Ia adalah salah satu dari Empat Kecantikan dalam sejarah Tiongkok. Berkat kecantikan dan daya pikatnya, Xi Shi turut andil dalam kejatuhan salah satu kerajaan kuat saat itu.
Kerajaan Wu makin berkembang
"2.500 tahun yang lalu, Dinasti Zhou secara bertahap kehilangan kendali atas kerajaan-kerajaan kecil yang ada di wilayahnya," tulis Amy Tikkanen di lama Britannica.
Beberapa penguasa yang ambisius, seperti Xiaobai dan Ji Chonger, memperkuat dan memperluas wilayah mereka melalui perang aneksasi. Itu membuat kekuasaan dan wilayah terus berpindah di antara penguasa-penguasa.
Beberapa dekade kemudian, Wu menjadi kerajaan yang kuat dan besar. Semua itu terjadi berkat bantuan perdana menteri cakap Wu Zixu dan sahabatnya Sun Tzu (penulis Art of War).
Sayangnya, ketika Raja Wu memimpin pasukannya berperang melawan Yue, dia terluka dan segera meninggal dunia. Putra mahkotanya Fu Chai, seorang raja pemberani dan ambisius, mewarisi takhta.
Setelah 2 tahun pelatihan dan persiapan, pada tahun 494 Sebelum Masehi, Fu Chai mengalahkan Yue. Ia pun menyelesaikan balas dendam untuk ayahnya. Sama seperti masa pemerintahan sang ayah, Sun Tzu dan Wu Zixu membantunya untuk melaksanakan niat balas dendam itu.
Setelah sukses besar ini, Raja Fu Chai terus berkembang dalam beberapa dekade berikutnya. Ia bersaing untuk menjadi penguasa semua negara bagian.
Persiapan Yue melawan Wu
Setelah kegagalan besar melawan Wu di medan perang, Gou Jian, Raja Yue, mencoba yang terbaik untuk melakukan gencatan senjata.
Dia mengirimkan upeti yang tak terhitung jumlahnya kepada para bangsawan dan menteri Wu. Raja Yue bahkan dengan sukarela melayani Raja Fu Chai selama bertahun-tahun.
Gou Jian tetap berhati-hati dan rendah hati selama masa pengabdiannya. Ia menunjukkan rasa hormat yang besar kepada Raja Fu Chai. Lambat laun, Raja Fu Chai dan banyak pejabat di Kerajaan Wu percaya bahwa Gou Jian benar-benar menyerah. Maka mereka pun mengirimnya kembali ke Kerajaan Yue.
Setelah Gou Jian kembali, dia menerapkan serangkaian kebijakan untuk meningkatkan populasi dan mengembangkan pertanian. Sementara itu, Gou Jian terus mengonsumsi makanan terburuk dan tidur di ranjang kayu yang keras. Meski ia adalah raja, Gou Jian berpartisipasi dalam aktivitas produktif. Dia melakukan semua yang dia bisa untuk tetap waspada dan mengingatkan dirinya sendiri akan kegagalan besar itu.
Alih-alih tunduk pada Wu, Gou Jin bekerja lebih keras untuk membalas dendam atas kekalahannya.
Segera, Yue menjadi menjadi lebih makmur dan pasukannya jauh lebih kuat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Semua ini berkat kerja keras dan pengorbanan Gou Jian selama bertahun-tahun.
Gou Jian juga terus memberikan penghormatan kepada Raja Wu sambil menyuap pejabat kuat Wu.
Akhirnya, pada tahun 484 Sebelum Masehi, perdana menteri Wu Zixu yang berwawasan luas dijebak dan bunuh diri. Sun Tzu pun akhirnya mengundurkan diri dan hidup dalam pengasingan sejak saat itu.
Selain persiapan tersebut, Yue juga melatih beberapa wanita cantik dan mengirim mereka ke Wu. Mata-mata cantik itu dijadikan perangkap untuk merayu dan mengalihkan perhatian Fu Chai. Mata-mata yang dikirim adalah Xi Shi. Dalam sejarah Kekaisaran Tiongkok, ia termasuk dalam Empat Kecantikan, bersama dengan Wang Zhaojun, Diaochan, dan Yang Guifei.
Latihan untuk menjadi mata-mata terbaik
Terlahir dari keluarga miskin, Xi Shi biasa mencuci pakaian dengan ibunya untuk mencari nafkah.
Ikan-ikan di sungai juga terkesan dengan kecantikannya. Mereka akan bersembunyi dan lupa berenang ketika melihat Xi Shi muncul di tepi sungai.
Beberapa menteri Yue memilihnya dalam rencana balas dendam mereka pada Wu.
Xi Shi belajar menyanyi, menari, perilaku anggun, dan etiket selama 3 tahun berikutnya. Kemudian, dia dikirim ke Raja Wu.
Baca Juga: Konspirasi yang Menewaskan Yu Qian, Pejabat Setia Kekaisaran Tiongkok
Baca Juga: Petaka yang Mengakhiri Kekuasaan Dinasti Song di Kekaisaran Tiongkok
Baca Juga: Apakah Selir Kaisar Tiongkok Cixi Merupakan Pelopor Gerakan Feminisme?
Baca Juga: Kaisar Huizong, Si Pembawa Kehancuran bagi Rakyat Kekaisaran Tiongkok
Fu Chai tertarik dan terlena oleh kecantikan, bakat, dan kelembutannya setelah melihat Xi Shi untuk pertama kalinya. Dengan segera, sang raja jatuh cinta pada Xi Shi. Ia pun terus menemaninya dan secara bertahap mulai melupakan tugas-tugas di kerajaan.
Perang terakhir Kerajaan Wu dan Yue
Beberapa dekade kemudian, ketika Raja Wu bersaing dengan penguasa di utara, Gou Jian memimpin pasukan elietnya untuk menyerang Wu. Saat itu, ia berhasil menangkap putra mahkota Wu.
Raja Fu Chai mengirim orang untuk memohon gencatan senjata yang hanya berlangsung 6 tahun. Raja Gou Jian kemudian terus menyerang Kerajaan Wu. Pada tahun 473 Sebelum Masehi, Gou Jian akhirnya mengalahkan pasukan Fu Chai dan segera menduduki ibu kota Wu.
Fu Chai, raja ambisius dari sebuah kerajaan besar, akhirnya memutuskan untuk bunuh diri. Kerajaan Wu pun runtuh setelah ditinggalkan Rajanya yang berprestasi.
Setelah 20 tahun kerja keras dan persiapan, Gou Jian akhirnya membalas dendam. Salah satunya berkat jasa Xi Shi, mata-mata cantik dari Yue di Kekaisaran Tiongkok.
Source | : | China Fetching |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR