Nationalgeographic.co.id—Orang-orang Polinesia terkenal dengan teknologi pelayarannya yang canggih. Mereka menggunakannya untuk mencapai pulau-pulau paling terpencil di planet ini berabad-abad sebelum orang Eropa mencapai Amerika.
Masyarakat Polinesia bermigrasi cepat ke arah timur yang sekarang tercakup dengan baik oleh penelitian arkeologi. Mereka mendiami hampir setiap pulau. Dari Samoa dan Tonga hingga Rapa Nui/Pulau Paskah di timur, Hawai'i di utara, dan Aotearoa/Selandia Baru di selatan. Akan tetapi sedikit yang kita ketahui tentang migrasi Polinesia ke Pasifik barat meridian ke-180.
Masyarakat Polinesia di Pasifik barat, Melanesia, dan Mikronesia sering disebut sebagai "Polynesian Outliers". Untuk lebih memahami hubungan antarmereka, tim peneliti menganalisis tanda geokimia dari artefak batu yang dikumpulkan di Vanuatu, Kepulauan Solomon dan Kepulauan Caroline antara tahun 1978 dan 2019.
Sebuah tim peneliti internasional, yang dipimpin oleh Centre National de la Recherche Scientifique, telah mengidentifikasi asal geologis artefak ini. Mereka membandingkan komposisi geokimia dan isotopnya dengan kumpulan data referensi batuan alam dan tambang arkeologi di daerah.
Hasil penelitian mereka telah diterbitkan di jurnal Science Advances pada 21 April 2023 dengan tajuk “Artifact geochemistry demonstrates long-distance voyaging in the Polynesian Outliers.”
Mereka menemukan Adzes, alat pemotong serbaguna serupa beliung. Di antara delapan beliung atau pecahan beliung yang dianalisis para peneliti, enam berasal dari kompleks tambang berbenteng besar yang sama di Tatagamatau di Pulau Tutuila (Sāmoa Amerika). Lokasinya terletak lebih dari 2.500 kilometer jauhnya di tanah air Polinesia.
"Kalung Tatagamatau adalah salah satu barang yang paling banyak disebarluaskan di seluruh Polinesia Barat dan Timur, dan sumber dari beliung Taumako dan Emae menunjukkan ledakan mobilitas jarak jauh menuju Outlier serupa dengan yang mengarah ke pemukiman Polinesia Timur," kata penulis utama Aymeric Hermann.
Hermann merupakan peneliti di Center National de la Recherche Scientifique dan rekan peneliti di Departemen Linguistik dan Evolusi Budaya di Institut Max Planck untuk Antropologi Evolusi.
Hermann menunjukkan bahwa pengangkutan barang-barang yang bernilai sosial seperti itu, sering diwariskan dari generasi ke generasi di antara keluarga-keluarga utama Polinesia. Hal ini menunjukkan pelayaran yang direncanakan dengan hati-hati, bukan pendaratan yang tidak disengaja.
Navigasi Polinesia di Samudra Pasifik dan pemukimannya dimulai ribuan tahun yang lalu. Penduduk pulau-pulau Pasifik telah mengarungi lautan luas berlayar dengan kano ganda atau cadik.
Mereka juga menggunakan tidak lebih dari pengetahuan mereka tentang bintang dan pengamatan pola laut serta angin untuk membimbing mereka.
Source | : | EurekAlert! |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR